REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Duta Besar baru Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi melihat masa depan yang akan semakin baik antara Indonesia dan Iran. Meski begitu, terdapat tantangan dalam industri perdagangan yang diakibatkan sanksi dari Amerika Serikat (AS).
"Walau terdapat tekad yang besar dari kedua pemimpin negara, masih ada beberapa masalah, seperti masalah struktur, kemudian komoditas dan jasa yang sulit dilakukan," ujar diplomat yang sudah lama berada di Indonesia ini kepada awak media di rumah dinas Kedubes Iran pada Selasa (31/10/2023).
Boroujerdi menjelaskan, potensi dari hubungan diplomasi yang baik antara Jakarta dan Teheran membuka banyak peluang, termasuk industri perdagangan. Hanya saja, sanksi yang diberikan AS memberikan dampak yang cukup menghantui bagi pengusaha Indonesia.
Menurut Boroujerdi, sanksi ini tidak dipungkiri membawa kekhawatiran dan rasa takut terhadap sektor usaha dan swasta di Indonesia. Namun, dia menyakinkan, kerja sama dengan Iran akan membawa manfaat baik, terlebih lagi ekonomi Iran telah membaik dari dua tahun lalu.
Sanksi AS ini membuat Iran menjalani hubungan dengan negara lain memang cukup sulit. Namun Boroujerdi menegaskan, kondisi itu tidak menghentikan Teheran untuk terus bekerja sama dengan negara lain, termasuk Indonesia.
"Kami tidak memiliki persoalan dengan Indonesia dan hubungan kedua negara berjalan dengan baik selama ini," ujar Boroujerdi.
Terlebih lagi, hubungan kedua negara telah dibangun sejak lama, bahkan ketika masa-masa penyebaran Islam dimulai di Indonesia oleh para saudagar Persia. Kemudian hubungan ini terjaga dengan sama-sama terlibat dalam gerakan perubahan, seperti Gerakan Non-Blok.
Bertambah tahun, hubungan Indonesia dengan Iran tidak tergoyahkan, bahkan semakin kuat saat Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada Mei lalu. Dalam pertemuan itu melahirkan banyak perjanjian kerja sama dan kesepakatan antara kedua negara.
"Saya berkomitmen meningkatkan hubungan kedua negara ke tingkat terbaik," ujar duta besar yang baru bekerja dua bulan tersebut.