REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI – Raja Inggris Charles III mengakui kekejaman dan kejahatan yang dilakukan negaranya ketika menjajah Kenya. Pada 1895 hingga 1963, Inggris menguasai wilayah yang kini turut menjadi bagian dari teritorial Kenya.
Saat menghadiri jamuan makan malam di Gedung Negara di Nairobi pada Selasa (31/10/2023), Raja Charles mengutarakan penyesalan mendalam atas tindakan negaranya di Kenya pada masa silam.
“Perbuatan salah di masa lalu adalah penyebab kesedihan terbesar dan penyesalan terdalam yang merupakan tindakan kekerasan yang menjijikkan serta tidak dapat dibenarkan yang dilakukan terhadap warga Kenya, seperti yang Anda katakan di PBB, perjuangan yang menyakitkan untuk kemerdekaan dan kedaulatan,” kata Raja Charles kepada Presiden Kenya William Ruto, dikutip Anadolu Agency.
Raja Charles mengakui kesalahan Inggris, termasuk kekejaman yang dilakukannya selama perjuangan kemerdekaan Kenya. Kala itu ribuan warga Kenya terbunuh dan terluka. Sementara penduduk lainnya menghadapi penderitaan luar biasa.
Dalam pidatonya pada jamuan makan malam, Raja Charles mensyukuri kunjungannya ke Kenya. Sebab dengan lawatan itu, dia bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang menjadi korban atau terkena dampak langsung dari tindakan Inggris di negara tersebut pada masa silam.
Sementara itu Presiden William Ruto mengapresiasi keberanian Raja Charles dalam mengakui kejahatan yang dilakukan negaranya terhadap warga Kenya pada masa lalu. “Kolonialisme sangat brutal dan kejam terhadap rakyat Afrika. Reaksi kolonial terhadap perjuangan Afrika untuk mendapatkan kedaulatan dan pemerintahan sendiri sangatlah kejam,” katanya.
“Keberanian dan kesiapan Anda yang patut dicontoh untuk menjelaskan kebenaran yang tidak menyenangkan yang ada di wilayah gelap pengalaman kita bersama juga patut dipuji,” tambah Ruto kepada Raja Charles.
Raja Charles dan Ratu Camilla memulai kunjungan bersejarah mereka selama empat hari ke Kenya pada Selasa. Lawatan itu bertujuan memperkuat hubungan dan meningkatkan kerja sama Inggris dengan Kenya.