Rabu 01 Nov 2023 14:16 WIB

Donasi Muslim Amerika untuk Gaza Capai Rekor Tertinggi

Lebih dari 8.000 warga Palestina telah terbunuh sejak serangan udara dimulai.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Muslim di Amerika Serikat (AS).
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi Muslim di Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Warga Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina dan kelompok-kelompok bantuan di AS menggalang dana untuk Gaza, yang menghadapi krisis kemanusiaanketika perang Israel-Hamas memasuki minggu keempat. Namun kemampuan mereka untuk menyalurkan pasokan ke wilayah Gaza yang terkepung masih terbatas.

Sejumlah organisasi bantuan yang melayani warga sipil di Gaza mengatakan, mereka menerima sumbangan dalam jumlah besar sebagai tanda dukungan publik terhadap upaya bantuan. Namun stok pasokan yang terus bertambah itu belum bisa disalurkan dan masih tertahan di perbatasan Rafah, Mesir.

Baca Juga

“Kami telah melihat peningkatan donasi yang signifikan, tidak seperti yang pernah kami lihat sebelumnya,” kata Steve Sosebee, presiden Dana Bantuan Anak-Anak Palestina yang berbasis di AS, yang memiliki 40 staf di Gaza yang memberikan dukungan medis. 

Sosebee mengatakan, organisasinya telah mengumpulkan donasi untuk Gaza sebesar 15 juta dolar AS hanya dalam 10 hari. Namun hambatan politik dan logistik menjadi kendala untuk menyalurkan bantuan ke Gaza.

Kelompok-kelompok bantuan mengatakan, mereka sedang mengumpulkan pasokan dengan harapan dapat menyalurkannya ke warga sipil di Gaza, yang hampir setengahnya adalah anak-anak.

"Terdapat peningkatan lima kali lipat dalam jumlah total donor dibandingkan keadaan darurat yang biasa terjadi di masa lalu,” kata Derek Madsen, kepala pengembangan Anera, sebuah kelompok bantuan darurat non-partisan untuk pengungsi di seluruh Timur Tengah. 

Organisasi tersebut mengatakan, baru-baru ini mereka menerima donasi tunggal terbesar dari seorang individu. Ini adalah rekor donasi terbesar dalam sejarah 55 tahun berdirinya organisasi tersebut.

Mayoritas dukungan datang dari donor yang berbasis di Amerika Serikat, dengan rata-rata sumbangan individu sekitar 138 dolar AS. Upaya ini serupa dengan upaya kelompok Yahudi di AS dan Kanada yang juga menggalang dana jutaan dolar untuk Israel.

Anera menggunakan uang donasi itu untuk mendistribusikan paket makanan dan sayuran di Gaza.  Stafnya yang berjumlah 12 orang di Gaza, menghadapi trauma yang luar biasa dan tidak terbayangkan.

Di Ann Arbor, Michigan, Direktur nasional Masyarakat Bantuan Palestina, Rabia Shafie mengatakan, organisasinya berbicara kepada kelompok mahasiswa dan Muslim di kampus universitas setempat dan pusat komunitas. Hal ini bertujuan untuk menyebarkan kesadaran dan menggalang dana bagi Bulan Sabit Merah dan UNRWA, yaitu lembaga bantuan PBB yang melayani pengungsi Palestina.

“Uang itu diperlukan untuk membantu orang bertahan hidup pada saat ini.  Dukungan medis sangat penting. Orang-orang terpaku pada televisi menonton berita dari waktu ke waktu dan sangat stres dengan situasi yang ada,” kata Shafie.

Dia menambahkan, sulit bagi orang Amerika Palestina untuk menyaksikan pembantaian dan ketidakadilan yang dilakukan terhadap rakyat mereka di kampung halaman.

Gaza adalah salah satu tempat paling padat di dunia. Otoritas medis di Gaza mengatakan, lebih dari 8.000 warga Palestina telah terbunuh sejak serangan udara dimulai, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak.

Madsen dari Anera menyerukan gencatan senjata dan pembentukan koridor kemanusiaan sehingga orang tidak mati kelaparan, dan tidak mati karena dehidrasi.  Pekan lalu, di Bay Ridge, Brooklyn, rumah bagi salah satu komunitas Muslim dan Arab terbesar di New York, ratusan pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata dengan tulisan dalam bahasa Arab, Spanyol, Ibrani, dan Korea.

Di Clifton, New Jersey, prioritas Pusat Komunitas Amerika Palestina mengadvokasi para pejabat AS untuk mendukung gencatan senjata. Pusat ini juga telah mengumpulkan sumbangan uang tunai untuk dikirim ke UNRWA.  Mereka telah meminta masyarakat untuk tidak menyumbang dalam bentuk barang karena pengiriman barang ke Gaza saat ini tidak mudah.

“Ini adalah masa yang sangat sulit, dan fakta bahwa kami melihat dukungan datang, memberikan sedikit kelegaan. Ini memberikan semacam pelipur lara," ujar Bsharat. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement