REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa kelompoknya telah memaparkan gagasan menyeluruh untuk menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza.
“Visi ini dimulai dengan menghentikan agresi, membuka perbatasan, menukar tahanan, dan membuka cakrawala politik untuk mendirikan negara Palestina dan menentukan nasib sendiri,” kata Haniyeh dalam pidato yang disiarkan melalui televisi pada Rabu (1/11/2023).
“Namun, [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu menunda-nunda dan menipu para pendukungnya dengan janji-janji palsu,” ujar dia.
Haniyeh mengatakan konflik saat ini disebabkan oleh Netanyahu yang memimpin kelompok fasis rasis sayap kanan. Pemimpin Hamas menuntut para pendukung Israel, termasuk Amerika Serikat, untuk berhenti menghalangi upaya internasional untuk menghentikan agresi.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan darat di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sebagai balasan atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 10.300 korban telah tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 8.796 warga Palestina dan lebih dari 1.538 warga Israel. Selain banyaknya korban jiwa dan warga yang mengungsi, pasokan bahan pokok untuk 2,3 juta orang di Gaza semakin menipis akibat blokade Israel.