REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi video pendek TikTok membantah tuduhan telah membatasi konten yang mendukung Palestina pada Kamis (2/11/2023). Ini mengacu pada tagar yang menyatakan dukungan terhadap Israel melawan Hamas.
Dalam sebuah postingan blog, TikTok mengatakan penayangan di Amerika Serikat (AS) terhadap tagar "standwithisrael" memperoleh 46 juta penayangan antara 7 Oktober dan 31 Oktober. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan 29 juta penayangan untuk tagar "standwithpalestine" pada periode yang sama.
“Selama beberapa hari terakhir, ada analisis yang tidak masuk akal terhadap data tagar TikTok seputar konflik tersebut. Ini menyebabkan beberapa komentator memberikan sindiran yang salah bahwa TikTok membatasi atau bahkan menyingkirkan konten pro-Palestina dan mendorong konten pro-Israel kepada pengguna AS,” kata perusahaan dalam postingan blog, dilansir Reuters, Jumat (3/11/2023).
Selama konflik Hamas-Israel, TikTok ikut berkontribusi sebagai wadah saat warganet menyebarkan konten tentang genosida di Gaza. Sejak 7 Oktober, TikTok mengungkapkan telah menghapus lebih dari 925 ribu video karena melanggar kebijakan tentang kekerasan dan misinformasi.
Aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan teknologi Tiongkok, ByteDance, juga mengatakan telah menghapus 24 juta akun palsu. Klaim palsu tentang Gaza telah menyebar di platform sosial termasuk X, Facebook dan TikTok.
Menurut kabar terbaru, jet tempur Israel pada Kamis (2/11/2023) menargetkan sebuah sekolah yang berafiliasi dengan badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina atau UNRWA dengan bom fosfor putih yang beracun. Sekolah PBB ini berada di dalam kamp pengungsi Beach di Kota Gaza.
"Pasukan Israel menjatuhkan amunisi yang mengandung fosfor putih ke sebuah sekolah PBB yang menampung ribuan pengungsi Palestina di Gaza pada hari Kamis (2/11/2023)," kata Aljazirah melaporkan.