REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Jumat (3/11/2023) mengatakan, hanya orang-orang yang berhati keras yang tidak punya simpati dan empati terhadap pembantaian yang sedang terjadi di Gaza.
Berbicara pada pertemuan di Moskow, Putin memperingatkan peristiwa tragis tersebut dapat dimanfaatkan untuk memicu kekerasan yang meluas.
"Saat Anda melihat anak-anak yang menderita dan berlumuran darah, tangan Anda terkepal dan air mata mengalir di mata Anda. Ini adalah reaksi orang normal mana pun. Jika tidak ada reaksi seperti itu, maka seseorang tidak memiliki hati, ia terbuat dari batu," ujar Putin, dilaporkan Middle East Monitor.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan ini menyebabkan Israel kewalahan dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.
Israel kemudian membalas serangan Hamas dengan membombardir Gaza, termasuk memutus pasokan listrik, air, bahan bakar, dan makanan. Israel telah membunuh lebih dari 9000 warga Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan.
Putin pada Senin (30/10/2023) menyalahkan Barat atas krisis di Timur Tengah. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Putin mengatakan elit penguasa Amerika Serikat (AS) dan "satelit" mereka berada di balik pembunuhan warga Palestina di Gaza, termasuk konflik di Ukraina, Afghanistan, Irak, dan Suriah.
“Mereka membutuhkan kekacauan terus-menerus di Timur Tengah. Oleh karena itu (Amerika Serikat) melakukan yang terbaik untuk mendiskreditkan negara-negara yang menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza, menghentikan pertumpahan darah, dan siap memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan krisis tersebut, dan tidak menjadi parasit di dalamnya," ujar Putin.
Baca juga: Semangka yang Jadi Simbol Perlawanan Rakyat Palestina Disebutkan dalam Alquran?
Rusia mendukung gencatan senjata di Gaza dan solusi dua negara. Rusia juga menerima delegasi Hamas di Moskow, yang membuat Israel geram.
Selama setahun terakhir, Putin menyebut operasi militer khusus di Ukraina sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup Rusia melawan pasukan pimpinan Amerika Serikat.
Sementara Barat bertekad menggunakan Ukraina untuk menghancurkan dan membongkar Rusia. Putin mengatakan, Rusia sedang memerangi pasukan bayangan Amerika atas krisis Timur Tengah di medan perang Ukraina.
“Palestina hanya bisa tertolong dengan memerangi mereka yang berada di balik tragedi ini. Kami adalah Rusia dan kami memerangi mereka dalam konteks ‘operasi militer khusus’. Baik untuk diri kami sendiri maupun bagi mereka yang memperjuangkan kebebasan sejati yang sesungguhnya,” ujar Putin.
Putin mengatakan...