Ahad 05 Nov 2023 07:31 WIB

Warga Gaza Hidup Hanya dengan Dua Potong Roti dan Mulai Kesulitan Air Bersih

Gaza saat ini digambarkan sebagai tempat 'kematian dan kehancuran'.

Rep: Dwina Agustina/ Red: Nora Azizah
Seorang pria Palestina menggendong seorang anak yang meninggal saat yang lain mencari korban di antara puing-puing bangunan.
Foto:

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, total lebih dari 9.000 orang yang terbunuh di Gaza. Jumlah ini empat kali lebih banyak kematian dibandingkan konflik 50 hari antara Israel dan Hamas di Gaza pada  2014 ketika lebih dari 2.200 warga Palestina terbunuh.

Griffiths mengatakan, jumlah korban sebenarnya hanya akan muncul setelah bangunan dibersihkan dan puing-puingnya dibersihkan. Dia pun menyerukan jeda kemanusiaan untuk memberikan bantuan kepada jutaan orang. 

Duta besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengkritik Griffiths karena berbicara tentang jeda kemanusiaan, sesuatu yang juga didesak oleh Amerika Serikat. Padahal Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berulang kali menyerukan gencatan senjata penuh.

"Ini berarti Israel terus membunuh warga Palestina, namun sesekali memberi kami waktu beberapa jam, untuk mendapatkan makanan dan barang lainnya,” kata Mansour.

Mansour mengatakan, gencatan senjata sangat penting untuk menyelamatkan nyawa. Dia mengatakan, hampir 50 persen dari seluruh bangunan di Jalur Gaza telah dihancurkan oleh Israel dan situasi yang dihadapi warga Palestina tidak dapat dipahami dan digambarkan.

“Hal ini mengharuskan kita semua melakukan segala yang kita bisa untuk menghentikannya,” kata Mansour.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement