REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang jurnalis Palestine TV secara emosional melaporkan kematian seorang kolega beserta keluarganya akibat pengeboman Israel di Gaza. Jurnalis yang melaporkan siaran langsung itu mengatakan dia sudah lelah dengan serangan Israel yang tidak menjamin keselamatan para jurnalis.
Para jurnalis yang telah menggunakan rompi antipeluru dan helm pelindung bertuliskan "Press" tidak luput dari serangan Israel. Dalam video yang diunggah oleh Middle East Eye, Jumat (3/11/2023), jurnalis tersebut mengatakan, para koleganya satu per satu menjadi syuhada karena pengeboman Israel.
"Kami sudah sangat lelah, kami menjadi korban, satu per satu berguguran dan tidak ada yang melihat bagaimana kami menghadapi kejahatan perang di Gaza,"ujar jurnalis pria itu sambil menahan tangis.
Jurnalis Palestine TV itu mengatakan para wartawan yang meliput di Gaza tidak mendapatkan perlindungan. Bahkan, rompi antipeluru dan helm pelindung yang mereka gunakan tidak dapat melindungi mereka. Secara emosional, jurnalis itu melepaskan rompi antipeluru dan helm pelindung yang dia gunakan.
"Ini semua (rompi antipeluru dan helm pelindung) hanya slogan, mereka tidak dapat melindungi wartawan, kami menjadi korban, satu per satu dari kami gugur sebagai syuhada. Kami seperti menunggu giliran (untuk mati)," ujar jurnalis tersebut yang melaporkan secara langsung dari sebuah rumah sakit.
Serangan udara Israel...