REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Empat kerabat seorang jurnalis meninggal dunia pada Ahad (5/11/2023) dalam serangan Israel di Lebanon selatan. Kantor berita resmi Lebanon menambahkan, jurnalis yang bersangkutan juga terluka.
Kantor Berita Nasional (NNA) menyebutkan keempat korban adalah saudara perempuan koresponden radio Samir Ayoub dan ketiga cucunya, berusia 10, 12 dan 14 tahun. Mereka mengikuti mobil jurnalis tersebut dengan kendaraan yang berbeda ketika terbunuh.
Tak lama kemudian, juru bicara militer Israel mengatakan seorang warga Israel tewas dalam serangan Hizbullah di perbatasan utara. Hizbullah mengatakan, pihaknya menembakkan beberapa roket ke Kota Kiryat Shmona di Israel utara pada Ahad sebagai pembalasan atas serangan Israel di Lebanon selatan yang telah menewaskan seorang wanita dan tiga anak.
Dalam sebuah pernyataan, faksi militan Lebanon mengatakan, serangan mereka terjadi sebagai respons terhadap kejahatan keji dan brutal yang dilakukan Israel. Sebelumnya pada Ahad, empat petugas penyelamat terluka dalam pengeboman Israel di Lebanon selatan yang menghantam dua ambulans.
NNA mengatakan, serangan Israel menargetkan dua ambulans milik asosiasi Pramuka Risala, yang mengoperasikan tim penyelamat dan berafiliasi dengan gerakan Syiah Amal, sekutu Hizbullah. Asosiasi tersebut mengatakan, sebuah drone dari pasukan pendudukan Israel dengan sengaja menargetkan kedua kendaraan itu sehingga menyebabkan cedera ringan pada empat paramedis.
Serangan itu terjadi saat fajar ketika dua ambulans dipanggil untuk mengevakuasi korban luka di desa Tayr Harfa, sekitar tiga kilometer dari perbatasan Israel. Tentara Israel mengatakan mereka telah menggunakan pesawat tak berawak untuk menargetkan sel teroris yang berusaha menembak dari Lebanon menuju wilayah Rosh Hanikra di Israel utara.
"Pasukan telah mengamati dua kendaraan mencurigakan di daerah tersebut, serangan itu ditujukan pada sel teroris dan bukan pada kendaraan tersebut," ujar pernyataan militer Israel, dilaporkan Al Arabiya, Senin (6/11/2023).
Sejak 7 Oktober, setidaknya 81 orang tewas di pihak Lebanon dalam bentrokan lintas batas, termasuk 59 pejuang Hizbullah. Sementara enam tentara dan satu warga sipil tewas di pihak Israel.
Pada 13 Oktober, jurnalis Reuters Issam Abdallah tewas dan enam jurnalis lainnya, termasuk dua jurnalis AFP, terluka saat meliput pertempuran lintas batas di Lebanon selatan. Pihak berwenang Lebanon menuduh Israel berada di balik serangan tersebut.
Meningkatnya ketegangan di perbatasan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas di Gaza dapat menjadi konflik yang lebih luas. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah pada menuduh Amerika Serikat sepenuhnya bertanggung jawab atas perang tersebut. Dia menambahkan, menghentikan agresi terhadap Gaza akan mencegah konflik regional.