Senin 06 Nov 2023 19:22 WIB

Penulis New York Times Dipaksa Mundur karena Dukung Palestina

Ia dituduh melakukan pelanggaran terhadap kebijakan editorial.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Para pengunjuk rasa yang menyerukan gencatan senjata di Gaza mengangkat tangan mereka yang dicat warna merah, ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin bersaksi di sidang Komite Alokasi Senat untuk meninjau permintaan tambahan keamanan nasional mereka di Gedung Kantor Senat Dirksen di Washington, Selasa (31/10/2023) waktu setempat.
Foto: EPA-EFE/Jim Lo Scalzo
Para pengunjuk rasa yang menyerukan gencatan senjata di Gaza mengangkat tangan mereka yang dicat warna merah, ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin bersaksi di sidang Komite Alokasi Senat untuk meninjau permintaan tambahan keamanan nasional mereka di Gedung Kantor Senat Dirksen di Washington, Selasa (31/10/2023) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang penulis New York Times Magazine terpaksa mengundurkan diri karena mendukung Palestina. Jazmine Hughes yang telah memenangkan sejumlah penghargaan itu dituduh melakukan pelanggaran terhadap kebijakan editorial.

Hughes mengundurkan diri dari majalah tersebut pada Jumat (3/11/2023) setelah dipaksa menandatangani surat yang menyatakan dukungan untuk Palestina dan memprotes pengepungan Israel di Gaza. Pengunduran diri Hughes diumumkan oleh Jake Silverstein, editor The New York Times Magazine, melalui email kepada anggota staf pada Jumat malam.

Baca Juga

“Meskipun saya menghormati keyakinannya yang kuat, hal ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kebijakan The Times mengenai protes publik. Kebijakan ini, yang saya dukung sepenuhnya, adalah bagian penting dari komitmen kami terhadap kebebasan," ujar Silverstein, dilaporkan Anadolu Agency, Senin (6/11/2023).

Petisi yang ditandatangani Hughes tentang perang Israel-Hamas diterbitkan di internet pekan lalu oleh sebuah kelompok bernama Writers Against the War on Gaza. Pada Jumat, seorang penulis kontributor di majalah yang juga menandatangani surat tersebut, Jamie Lauren Keiles mengatakan dia tidak akan lagi berkontribusi pada majalah tersebut.

"Ini adalah keputusan pribadi tentang jenis pekerjaan apa yang ingin saya lakukan," ujar Keiles. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement