Senin 06 Nov 2023 22:30 WIB

Warga Tokyo Latihan Simulasi Serangan Rudal

Latihan ini digelar saat Jepang semakin waspada dengan pergerakan Korea Utara

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Infografis Kim Jong Un Intensifkan Uji Coba Rudal Korut
Foto: Associated Press
Infografis Kim Jong Un Intensifkan Uji Coba Rudal Korut

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Warga Tokyo bergegas berlindung ke stasiun kereta dalam latihan pertama penanggulangan serangan rudal di ibukota selama bertahun-tahun. Latihan ini digelar saat Jepang semakin waspada dengan pergerakan Korea Utara (Korut).

Sekitar 60 warga berpartisipasi dalam latihan di kawasan Nerima, Tokyo. Latihan ini tanggapan atas berbagai uji coba senjata berkekuatan nuklir Korut mulai dari rudal jarak pendek sampai rudal balistik antar benua (ICBM) yang dapat menjangkau Amerika Serikat (AS).

Salah satunya rudal yang terbang di atas pulau sebelah selatan Jepang. Peluncuran itu memicu sistem J-Alert di mana pemerintah dapat segera memperingatkan warga melalui siaran televisi, email dan notifikasi telepon genggam.

Namun pejabat penanggulangan bencana Jepang, Matsumi Takahashi yang membantu latihan mengatakan masih terdapat warga yang tidak tahu apa yang perlu dilakukan saat J-Alert berbunyi. Ia menekankan pentingnya simulasi ini.  

"Saya pikir kami perlu melanjutkan latihan untuk memberitahu warga langkah yang tepat saat (rudal) melintas," kata Takahashi, Senin (6/11/2023).

Jepang menggelar lebih dari satu lusin latihan pada tahun ini. Latihan pertama digelar di Tokyo pada 2018.

Para peserta yang mengenakan celemek dibagi menjadi beberapa kelompok di stasiun kereta dan taman. Ketika peringatan uji coba rudal dibunyikan, polisi dan pejabat pencegahan bencana dengan pengeras suara bergegas membawa kelompok tersebut ke tempat perlindungan yang ditentukan di mana mereka berjongkok dengan tangan menutupi kepala. Namun tidak semua warga mendukung latihan tersebut.

Beberapa lusin demonstran anti-perang berkumpul di depan stasiun kereta api tempat latihan tersebut berlangsung, meneriakkan dan memegang poster bertuliskan "Latihan rudal adalah persiapan perang" dan "Dialog diplomatik bukan latihan rudal". 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement