Selasa 07 Nov 2023 20:43 WIB

Tim Medis Mesir di Perbatasan Rafah Periksa 17 Warga Palestina yang Terluka

Dokter di penyeberangan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 166 orang WNA

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
17 warga Palestina yang terluka diperiksa tim medis setelah datang dari Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah
Foto: EPA-EFE/STRINGER
17 warga Palestina yang terluka diperiksa tim medis setelah datang dari Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Kesehatan Mesir menerima 17 warga Palestina yang terluka dan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 166 orang asing yang datang dari Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah pada Senin (6/11/2023). Pemeriksaan medis dilakukan terhadap semua kasus dengan diagnosis yang tepat.

“Kami menerima sekelompok saudara Palestina kami yang terluka dalam peristiwa (perang) di Gaza,” kata pernyataan Kementerian Kesehatan Mesir, dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (7/11/2023).

Baca Juga

“Semua kasus menerima perawatan medis yang unggul dari tim medis di penyeberangan Rafah atau di rumah sakit,” ujar pernyataan Kementerian Kesehatan Mesir.

Selain itu, dokter di penyeberangan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 166 orang warga negara asing. Kementerian Kesehatan Mesir mengeluarkan penghitungan komprehensif mengenai jumlah warga Palestina yang terluka, yang tiba sejak pembukaan kembali perbatasan Rafah pada 1 November.

Pada 1 November, Mesir melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 117 orang asing dan kelompok pertama warga Palestina yang terluka dan tiba di penyeberangan Rafah.  Dari jumlah tersebut, 16 orang telah dikirim ke rumah sakit.

Kemudian pada hari berikutnya Mesir telah menerima 21 orang yang terluka di Gaza melalui penyeberangan Rafah dan telah memeriksa 344 orang asing secara medis. Pada 3 November, 28 orang dari Gaza bersama 448 orang asing tiba melalui penyeberangan tersebut.

Konvoi empat ambulans yang mengangkut pasien dari rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza tiba di perbatasan Rafah pada Senin (6/11/2023). Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit, fasilitas medis, personel dan pasien dalam perang yang sedang berlangsung.

“Sungguh melegakan mengetahui bahwa pasien-pasien ini selamat dan akan menerima perawatan medis darurat,” kata William Schomburg, kepala kantor ICRC di Gaza, dilaporkan Al Arabiya, Selasa (7/11/2023).

“Saya sangat menekankan betapa pentingnya perlindungan rumah sakit, tenaga medis, dan pasien di tengah kekerasan ini.  Ada ribuan orang yang terluka parah di Gaza.  Merupakan kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional untuk menghindarkan mereka dari bahaya," ujar Schomburg.

Dua kendaraan dari ICRC ikut mengiringi konvoi tersebut. Organisasi kemanusiaan internasional itu meminta semua pihak untuk menjunjung tinggi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional. ICRC memperingatkan, ribuan warga sipil yang terluka parah tidak dapat mengakses rumah sakit yang tidak dapat berfungsi karena kerusakan dan kekurangan pasokan obat-obatan.

Bulan Sabit Merah Palestina pada Senin memperingatkan, Rumah Sakit Al Quds di Kota Gaza hanya memiliki sisa bahan bakar selama 48 jam sebelum peralatan penyelamat nyawa yang penting, inkubator neonatal dan unit perawatan intensif tidak dapat berfungsi lagi. Hal ini semakin menambah beban pada fasilitas medis yang kewalahan di Jalur Gaza.

Bulan Sabit Merah juga mengatakan,pasukan Israel terus menyerang daerah yang berjarak tidak lebih dari 50 meter dari RS Al Quds. Di rumah sakit itu, lebih dari 14.000 pengungsi Palestina mencari perlindungan.

“Menerima kekerasan terhadap fasilitas kesehatan, ketika peran mereka sangat penting, akan menimbulkan dampak yang tidak dapat diterima dalam kehidupan manusia. Yang terluka dan sakit harus dilindungi dalam segala keadaan," kata Schomburg. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement