Selasa 07 Nov 2023 20:47 WIB

Puluhan Kantong Mayat Warnai Aksi Demonstrasi Dukung Palestina di Washington

Demonstran mengenakan keffiyeh sambil meneriakkan yel-yel: Palestina akan Bebas.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Ribuan aktivis dan pengunjuk rasa pro-Palestina berunjuk rasa di Freedom Plaza, menyerukan gencatan senjata dan kemerdekaan Palestina di Washington, DC, AS, Ahad (5/11/2023).
Foto: EPA-EFE/Shawn Thew
Ribuan aktivis dan pengunjuk rasa pro-Palestina berunjuk rasa di Freedom Plaza, menyerukan gencatan senjata dan kemerdekaan Palestina di Washington, DC, AS, Ahad (5/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan orang berkumpul di ibukota negara Washington untuk memprotes dukungan pemerintahan Joe Biden terhadap Israel sejak Sabtu hingga Ahad (4-5/11/2023). Demonstran pro-Palestina juga menentang kampanye militer AS yang terus berlanjut di Gaza. 

‘’Puluhan kantong mayat kecil berwarna putih dengan nama-nama anak-anak yang syahid oleh rudal Israel, berbaris di jalan dan para demonstran memegang tanda yang menyerukan gencatan senjata segera,’’ sebut laporan AP.

Para demonstran mengenakan keffiyeh hitam-putih sambil meneriakkan yel-yel: "Palestina akan bebas". Massa demonstran yang memenuhi Pennsylvania Avenue --jalan menuju Gedung Putih-- membentangkan bendera Palestina berukuran raksasa.

Pengunjuk rasa memegang tanda dan spanduk dengan pesan-pesan seperti "Biden mengkhianati kita". Mereka pun mengancam tidak akan lagi memilih Biden pada pemilihan presiden 2024. 

‘’Pada bulan November kita ingat,’’ bunyi salah satu spanduk menyoroti bagaimana masalah dukungan AS terhadap aksi brutal Israel dapat menjadi faktor dalam upaya pemilihan kembali Biden. Biden kemungkinan besar akan menghadapi calon terdepan dari Partai Republik, yakni Donald Trump. 

Biden tidak memberikan komentar mengenai aksi protes tersebut. Dalam sebuah wawancara singkat, Biden hanya menyatakan bahwa telah ada kemajuan dalam upaya AS membujuk Israel menyetujui gencatan senjata dan jeda kemanusiaan. 

Unjuk rasa mencerminkan kegelisahan yang semakin meningkat tentang meningkatnya jumlah korban sipil dan penderitaan akibat perang Israel-Hamas. Para demonstran, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah mereka yang mendukung Israel. 

Sementara aksi pemboman Israel terhadap rumah sakit dan daerah pemukiman di jalur Gaza semakin intensif. Jumlah korban meninggal Palestina telah lebih dari 10.000 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement