REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Sebanyak 526 truk yang membawa bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza melalui penyeberangan perbatasan Rafah. Namun dari total bantuan, masih belum ada bahan bakar di antara kargo tersebut, sebagaimana disampaikan Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric dalam sebuah taklimat.
"Ini menjadikan jumlah truk yang masuk ke Gaza melalui Rafah sejak 21 Oktober mencapai 526 truk, sekaligus menjadi pengingat bahwa sampai hari ini belum ada bahan bakar yang masuk ke Gaza melalui Rafah," katanya.
Dujarric juga mengatakan bahwa pihak berwenang Mesir setuju untuk mengerahkan unit teknis PBB, yang akan bertindak dalam kapasitas kemanusiaan dan memberikan dukungan penasihat kepada Bulan Sabit Merah Mesir.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid mengatakan hambatan yang diciptakan oleh Israel dan aktivitas pihak Israel terkait pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza menyulitkan bantuan tersebut untuk sampai ke daerah kantong Palestina tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa "proses membawa bantuan ke Gaza menghadapi masalah logistik serius yang diberlakukan oleh pihak Israel." Menurut Abu Zeid, semua pengiriman yang menuju ke Gaza harus diperiksa di penyeberangan perbatasan Nitzana, Israel.
Dan baru setelah itu kendaraan bisa menuju ke tempat tujuan, yang memperpanjang rute sekitar 100 kilometer. Selain itu, juru bicara tersebut menunjuk pada hambatan birokrasi dari Israel.
Ketegangan kembali memanas di Timur Tengah pada tanggal 7 Oktober ketika para militan dari kelompok radikal Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, Hamas, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Gaza.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respon terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem. Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan telah melancarkan serangan udara ke Gaza serta beberapa distrik di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.