REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demonstrasi menentang kebiadaban negara Zionis Israel dihelat di ibu kota Washington, Amerika Serikat, sepanjang akhir pekan kemarin. Pengunjuk rasa mengecam aksi brutal tentara penjajah Israel yang terus membomi Gaza, Palestina, selama sebulan terakhir ini.
Demonstran mengkritik pemerintah Joe Biden yang mendukung upaya Israel menghancurkan Gaza. ‘’Rakyat Palestina tangguh. Dan, kami menginginkan seorang pemimpin yang tidak akan menjadi boneka Pemerintah Israel,’’ ujar Renad Dayem, demonstran asal Cleveland, yang datang bersama keluarga dan anak-anaknya.
Dayem melontarkan kritik langsung terhadap kebijakan Presiden Joe Biden yang mendukung Zionis Israel. Seperti dikutip dari AP, Dayem mengaku sengaja mengajak anak-anaknya agar mereka tahu bahwa rakyat Palestina tangguh.
Steve Strauss, demonstran asal Baltimore, menyuarakan dukungan serupa untuk aksi perlawanan Palestina menentang penjajahan Israel. Kakek berusia 73 tahun itu mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari sekian banyak warga Yahudi yang memprotes perlakuan Israel terhadap warga Palestina.
"Mereka berusaha membunuh sebanyak mungkin orang Palestina yang bisa mereka lakukan," kata Strauss, seperti dikutip dari AP, kemarin. ‘’Saya di sini untuk berdiri dan menjadi suara bagi orang-orang yang tertindas.’’
Demonstran memenuhi Pennsylvania Avenue--jalan menuju Gedung Putih--sambil meneriakkan yel-yel: "Palestina akan bebas". Sebagian besar pengunjuk rasa yang mengenakan keffiyeh berwarna hitam-putih, membentangkan bendera Palestina berukuran raksasa.
Pengunjuk rasa pun membawa spanduk-spanduk yang menyuarakan pesan bahwa mereka menentang pemerintahan Presiden Joe Biden yang mendukung Israel membumihanguskan Gaza. Lewat spanduk bertuliskan ‘’Pada bulan November kita ingat’’, mereka pun mengancam tidak akan lagi memilih Biden pada Pemilihan Presiden 2024.