REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung "pendudukan kembali" Gaza oleh Israel setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan mengambil "tanggung jawab keamanan secara keseluruhan" di wilayah tersebut.
"Secara umum, kami tidak mendukung pendudukan kembali Gaza dan begitu pula Israel," kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, kepada para wartawan, Selasa (7/11/2023).
Agresi Israel ke Gaza yang kini memasuki hari ke-32 telah merenggut sedikitnya 10.328 warga Palestina syahid, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 perempuan.
"Menteri Luar Negeri (Antony) Blinken juga cukup jelas tentang hal itu selama perjalanannya," kata Patel.
Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah mengatakan kepada Netanyahu bahwa jeda pertempuran selama tiga hari dapat membantu mengamankan pembebasan para sandera. Ini disampaikan Biden dalam sebuah telepon, pada hari Selasa, mengutip dua pejabat AS dan Israel.
Dalam sebuah proposal yang sedang dibahas antara AS, Israel dan Qatar, Hamas akan membebaskan 10-15 sandera dan menggunakan jeda waktu tersebut untuk memverifikasi identitas semua sandera dan memberikan daftar nama-nama orang yang ditawannya.
Anehnya ketika anjuran jeda tersebut disampaikan, Israel masih saja menggempur beberapa wilayah Gaza. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan sebuah konvoi kemanusiaan mendapat serangan di Kota Gaza, namun berhasil mengantarkan suplai medis ke rumah sakit Al Shifa.
Dua truk rusak dan seorang sopir mengalami luka ringan, kata organisasi tersebut. Dikatakan bahwa konvoi tersebut terdiri dari lima truk dan dua kendaraan ICRC dan membawa "pasokan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas-fasilitas kesehatan termasuk ke rumah sakit Al Quds milik Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, ketika terkena tembakan."
Sementara itu, Komisioner Eropa juga ikut memperingatkan kehancuran total akan terjadi di Gaza. "Situasi bencana saat ini di Gaza sangat mengancam dan akan semakin memburuk," kata Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic memperingatkan.
Berbicara kepada wartawan Turki di Brussels, Lenarcic menekankan perlunya gencatan senjata dalam konflik yang sedang berlangsung di Gaza agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke daerah kantong Palestina yang sedang menghadapi pengeboman, blokade, dan serangan darat oleh Israel. "Jika tidak, bencana di Gaza dapat berubah menjadi kiamat," katanya