Kamis 09 Nov 2023 08:49 WIB
Sebulan Genosida Gaza

Genosida Gaza dan Melambungnya Kesadaran Boikot Israel

Gerakan BDS terhadap Israel sudah lahir jauh sebelum pecahnya perang terbaru di Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Peserta membawa poster boikot McD saat mengikuti aksi damai Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (21/10/2023). Aksi damai bantu Palestina kali ini diikuti oleh pelajar, santri, dan mahasiswa di Yogyakarta. Pada aksi ini mereka mengutuk kebiadaban Israel usai mengebom rumah sakit yang menewaskan 500 warga Palestina. Selain orasi juga dilakukan penggalangan dana bantuan dan ditutup dengan doa bersama bagi rakyat Palestina.
Foto:

Pertama adalah mengakhiri pendudukan dan penjajahan Israel atas semua tanah Arab. “Hukum internasional mengakui Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan Suriah diduduki oleh Israel. Sebagai bagian dari pendudukan militernya, Israel mencuri tanah dan memaksa warga Palestina masuk ke dalam ghetto, dikelilingi oleh pos pemeriksaan, pemukiman dan menara pengawas, serta tembok apartheid ilegal. Israel telah memberlakukan pengepungan abad pertengahan di Gaza, mengubahnya menjadi penjara udara terbuka terbesar di dunia,” tulis BDS di situsnya.

Tujuan kedua adalah mendesak Israel mengakui hak-hak dasar warga Arab-Palestina di Israel dengan kesetaraan penuh. Seperlima warga Israel adalah warga Palestina yang tetap berada di dalam garis gencatan senjata setelah perang tahun 1948. “Mereka menjadi sasaran sistem diskriminasi rasial yang diabadikan dalam lebih dari 50 undang-undang yang berdampak pada setiap aspek kehidupan mereka. Pemerintah Israel terus menggusur paksa komunitas Palestina di Israel dari tanah mereka. Para pemimpin Israel secara rutin dan terbuka menghasut kekerasan rasial terhadap mereka,” tulis BDS.

Tujuan terakhir adalah memajukan hak-hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka sebagaimana diatur dalam resolusi PBB 194. Menurut BDS, sejak Israel berdiri pada 1948, banyak warga Palestina terbunuh dan terusir dari tanahnya. “Akibat pemindahan paksa yang sistematis ini, kini ada lebih dari 7,25 juta pengungsi Palestina. Hak mereka untuk kembali ke rumah mereka ditolak hanya karena mereka bukan orang Yahudi,” katanya.

Saat ini BDS telah menjadi gerakan yang cukup populer dan mendunia. Tokoh-tokoh seperti musisi kawakan sekaligus pendiri band rock Pink Floyd Roger Waters, penulis Kanada Naomi A. Klein, filsuf Amerika Judith Pamela Butler, mendiang Uskup Agung Desmond Tutu, dan sejumlah tokoh lainnya telah menjadi pendukung gerakan BDS.

Seberapa Efektif BDS?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement