Kamis 09 Nov 2023 09:11 WIB

Dipecat karena Bela Palestina, Jurnalis Kanada Tantang Media Barat Pendukung Genosida Gaza

Media Barat kurang berempati terhadap warga Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).
Foto: Israel, Palestinians
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang jurnalis Kanada asal Palestina dipecat dari pekerjaannya karena mendukung Palestina. Ahraa Al-Akhrass justru berbalik menantang sikap media Barat terhadap situasi Palestina-Israel.

“Jika media Barat mengeklaim tidak memihak, maka mereka harus mengizinkan kami untuk bersuara tanpa membungkam atau mengancam warga Palestina dan tanpa menuntut agar kami diam dalam menghadapi ketidakadilan yang dihadapi rakyat kami,” kata Al-Akhrass kepada Anadolu Agency.

Baca Juga

Al-Akhrass mengevaluasi pemecatannya dari Global News yang berbasis di Kanada, tempat dia bekerja sejak Februari 2020, dan sikap media Barat terhadap jurnalis yang mendukung Palestina. Al-Akhrass mengatakan, dia dipecat dari Global News pada 17 Oktober karena unggahan di media sosialnya yang menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina.

"Atasan saya memperingatkan unggahan  saya di akun media sosial yang dapat diakses publik merupakan pelanggaran terhadap kebijakan perusahaan.  Akun saya sepenuhnya bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan posisi saya sebagai karyawan Global News. Perusahaan percaya jejak elektronik apa pun dapat memengaruhi reputasinya dan perusahaan berhak mencegah saya men-tweet atau menerbitkan sesuatu tentang topik tertentu," kata Al-Akhrass.

Al-Akhrass menyoroti kurangnya empati media Barat terhadap warga Palestina. Dia bukanlah orang keturunan Palestina pertama yang dipecat karena mendukung Palestina. Menurut dia, ke depannya mungkin akan ada jurnalis lainnya yang dipecat karena mendukung Palestina.

“Pemecatan saya harus dilihat dalam konteks gerakan komprehensif yang bertujuan membungkam mereka yang mendukung Palestina di media Barat,” kata Al-Akhrass.

Jurnalis tersebut mengatakan umat Islam, Arab dan khususnya Palestina di negara-negara Barat menghadapi gelombang kebencian yang signifikan.  Menurutnya kebencian ini sepenuhnya disebabkan oleh Barat, yang kini sepenuhnya pro-Israel. Selain itu, Israel melabeli siapa pun yang mendukung Palestina dan menentang pendudukan dan kejahatan Israel sebagai “teroris” atau bersimpati terhadap “teroris”.

“Situasi ini sangat berbahaya.  Kita telah melihat pembunuhan di Amerika Serikat yang bermula dari kebencian terhadap Palestina.  Hal ini telah mencapai tingkat yang mengancam keamanan kita sebagai warga negara di negara-negara tersebut," ujar Al-Akhrass.

Al-Akhrass mengatakan, ketika dia menentang pendudukan Rusia di Ukraina tidak ada teguran dari perusahaan yang mengatakan bahwa pandangannya bias. Namun, ketika dia menyatakan penolakan terhadap pendudukan Israel atas tanah airnya Palestina, organisasi media Barat menyatakan dirinya mengancam prinsip-prinsip yang mereka anut. 

"Jadi, saya dapat mengatakan saya menentang pendudukan Ukraina, tetapi saya tidak dapat berbicara tentang pendudukan Israel (di Palestinal)," kata Al-Akhrass.

Saat diminta pergi ke kantor untuk penyelidikan terkait unggahan tentang dukungan terhadap Palestina media sosialnya, Al-Akhrass sedang cuti hamil.  Dia mengajukan beberapa pertanyaan kepada karyawan yang berbicara dengannya dan mengirimkan foto seorang anak yang terbunuh akibat pemboman Israel di Gaza. Al-Akhrass telah mengajukan gugatan terhadap Global News dengan alasan pemecatan yang tidak adil.

“Saya katakan foto tersebut mewakili serangan di Gaza dan realitas 75 tahun rakyat Palestina. Saya berharap Global News menunjukkan rasa hormat terhadap warga Palestina yang kehilangan nyawa dan penderitaan mereka.  Sayangnya, karyawan ini mengeklaim saya telah merusak psikologisnya dengan mengirimkan foto yang bertentangan dengan keinginannya dan mengajukan keluhan terhadap saya," kata Al-Akhrass.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement