Kamis 09 Nov 2023 13:48 WIB

Aljazirah Hapus Video yang Sebut Normalisasi Saudi-Israel Tindakan Bunuh Diri

Pangeran MBS dinilai 'bunuh diri' jika menormalisasi hubungan dengan Israel

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Raja Salman.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saluran media Aljazirah telah menghapus video sebuah program dari situs web dan saluran Youtube yang memuat pernyataan kontroversial akademisi dan aktivis terkemuka Arab Saudi. Dalam wawancara itu, pakar tersebut mengatakan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) akan melakukan tindakan “bunuh diri” jika menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Ini merupakan tindakan bunuh diri jika dia melakukan normalisasi apa pun dengan Israel dalam situasi saat ini," ujar Rasyid dalam salah satu cuplikan video tersebut.

Baca Juga

Sebuah program diskusi yang dipandu oleh Marc Lamont Hill, UpFront, menampilkan akademisi Saudi yang merupakan profesor tamu di London School of Economics Madawi al-Rasheed dan wakil presiden eksekutif di Center for International Policy yang berbasis di Washington Matt Duss. Episode berjudul "Israel-Gaza: Bisakah eskalasi lebih lanjut menyebabkan konflik yang lebih luas?" awalnya disiarkan di Aljazirah Bahasa Inggris pada 3 November.

Kemudian video itu diterbitkan di situs Aljazirah dan di YouTube pada hari yang sama saat ditayangkan. Tapi pada 5 November, video tersebut telah dihapus dari kedua platform tersebut. Halaman di situs web tempat pertunjukan berdurasi 25 menit itu sebelumnya dapat disaksikan malah bertuliskan "Halaman tidak ditemukan".

Akun X dan Facebook UpFront telah memberikan cuplikan klip berdurasi 1:41 menit dari episode tersebut. Sedangkan versi audio dari keseluruhan acara tetap tersedia di situs web Aljazirah dan di beberapa platform podcast. Tidak jelas mengapa program video tersebut dihapus.

Rasheed menulis di media sosial X pada 6 November, dia sedang menunggu konfirmasi dari Aljazirah untuk menjelaskan mengapa video seluruh episodenya telah ditarik. Kedua tamu acara tersebut juga telah meminta penjelasan tetapi belum mendapat tanggapan.

Jaringan Media Aljazirah didanai dan dimiliki oleh pemerintah Qatar tetapi telah lama menyatakan bahwa mereka independen secara editorial.  “Saya benar-benar tidak peduli, karena situasi dan pertumpahan darah di luar dugaan dan tidak bisa dipercaya. Perselisihan Qatar tidak relevan," ujar Rasheed yang juga merupakan salah satu pendiri dan juru bicara kelompok oposisi pro demokrasi Partai Majelis Nasional (NAAS) dikutip dari Middle East Eye. 

Ini pernyataan soal normalisasi Arab Saudi-Israel yang menyinggung Pengeran MBS....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement