Kamis 09 Nov 2023 14:01 WIB

Kartun Washington Post Soal Palestina Picu Kemarahan Publik

Washington Post telah menghapus gambar kartun tersebut setelah dikritik.

The Washington Post
Foto: guardian.co.uk
The Washington Post

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah kartun di bagian opini Washington Post telah memicu kontroversi dan memicu kemarahan atas penggambaran “rasis” dan “orientalis” terhadap orang Arab dan Palestina. Gambar ini berjudul Perisai Manusia yang menunjukan seorang pria dalam setelan jas berwarna gelap bergaris, dengan tulisan Hamas dalam huruf putih tebal terpampang di atasnya.

Alis pria itu melengkung, hidungnya besar sekali. Dia memiliki empat anak yang diikatkan di tubuhnya, termasuk seorang bayi yang diposisikan di kepalanya. Seorang perempuan yang digambarkan berkerudung dan patuh meringkuk di belakangnya.

Baca Juga

Pria itu mengangkat jarinya dan awan pikiran di atasnya berbunyi: “Beraninya Israel menyerang warga sipil…”. Menurut kartun yang diterbitkan pada 6 November, dia adalah anggota Hamas.

Di samping pria, wanita dan anak-anak, yang diapit oleh bendera Palestina, terdapat sebagian potret Dome of the Rock di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan di bawahnya terdapat lampu minyak.

Judul serta penggambaran anak-anak dan seorang perempuan yang terikat padanya, tampaknya merujuk pada tuduhan Israel bahwa Hamas menggunakan perisai manusia. Tuduhan ini pun sering diulangi oleh para pemimpin Barat dan digaungkan oleh banyak media arus utama.

Kartun itu diterbitkan ketika lebih dari 10 ribu warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 4.000 anak-anak, terbunuh dalam serangan militer Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Dua hari setelah publikasi, kemarahan di media sosial dan situs Washington Post semakin meningkat.

 

Perwakilan Washington Post mengatakan Rabu (8/10/2023) malam, telah menghapus gambar tersebut setelah dikritik karena bersifat rasis dan tidak manusiawi terhadap warga Palestina. Seorang pengguna media sosial X menyebut gambar tersebut sangat keji, fanatik, dan tidak manusiawi.

Sedangkan pengguna lain mengatakan, dehumanisasi ini mengingatkan pada kartun anti-Semit yang menggambarkan orang Yahudi secara negatif. “Saya tidak bisa melupakan bagaimana ini terlihat persis seperti karakter antisemit tradisional, hanya dengan beberapa fitur yang dimodifikasi”, tulis seorang pengguna.

“Persis seperti inilah cara mereka menggambarkan orang Yahudi di surat kabar Eropa pada 1930-an," ujar warganet.

Dalam situs Washington Post, seorang pembaca menyatakan, media itu harusnya malu karena menggunakan kiasan rasis yang saat ini digunakan untuk membenarkan genosida yang mayoritas korbannya adalah anak-anak. "Tidak memanusiakan suatu bangsa membuka jalan bagi terjadinya ketidakadilan. Sangat disayangkan melihat The Washington Post menyulut api rasis. Kartun ini dan fakta penerbitannya sungguh mengerikan," tulisnya.

Kartun tersebut mengingatkan pada kartun yang ditampilkan dalam tabloid mingguan satir Prancis Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad SAW. Protes telah meletus di negara-negara Arab dan Muslim atas gambar-gambar ini dalam beberapa tahun terakhir.

Kartunis Michael Ramirez, pemenang Hadiah Pulitzer dua kali, pernah mencemooh warga Palestina sebelumnya. Dalam kartun lainnya, dia menggunakan slogan “Kehidupan Orang Kulit Hitam Itu Penting”, sehingga menjadi “Kehidupan Teroris Itu Penting”, yang menyiratkan bahwa dukungan yang ditunjukkan oleh orang kulit hitam di AS terhadap rakyat Palestina sama saja dengan berpihak pada Hamas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement