Kamis 09 Nov 2023 18:36 WIB
Sebulan Genosida Gaza

Ribuan Warga Gaza Berjalan Kaki ke Selatan, Nakba Terulang di Depan Mata

Ribuan warga Palestina berjalan kaki bermil-mil jauhnya dari Gaza utara ke selatan.

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --- Ribuan warga Palestina melarikan diri dari Gaza utara ke wilayah Selatan pada hari Rabu (8/11/2023), mereka menempuh perjalanan bermil-mil dengan berjalan kaki. Mereka melalui daerah Gaza yang hancur dan porak poranda dalam eksodus yang dipicu oleh serangan darat dan udara Israel yang semakin intensif.

Gelombang pengungsi mulai dari pria dewasa, wanita, anak-anak, hingga orang tua dan penyandang cacat, berjalan menyusuri Jalan Salah Eddin, salah satu dari dua jalan raya utara-selatan di Gaza. Jalan ini merupakan koridor evakuasi yang diumumkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Baca Juga

Seorang gadis remaja membandingkan gelombang massa ini dengan "Nakba," atau bencana, istilah Arab untuk pengusiran massal warga Palestina dari kota-kota mereka selama pendirian Israel. Ini adalah hari kelima berturut-turut IDF membuka jendela evakuasi, dan jumlah orang yang melarikan diri ke selatan terus meningkat setiap harinya.

PBB mengatakan 2.000 orang telah mengungsi ke selatan pada hari Ahad, dan meningkat menjadi 15.000 orang pada hari Selasa (7/11/2023). Pemerintah Israel mengatakan 50.000 warga Gaza melakukan perjalanan melalui koridor evakuasi pada Rabu (8/11/2023). 

Jumlah tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, namun seorang jurnalis CNN yang berada di lokasi kejadian mengatakan bahwa jumlah yang pergi lebih besar daripada Selasa (7/11/2023).

Israel telah meningkatkan serangannya di dalam Gaza, menyusul serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang di Israel. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada  Selasa mengklaim bahwa pasukan IDF berada di "jantung Kota Gaza" dan menargetkan infrastruktur dan komandan Hamas di sana. Tidak jelas di mana tepatnya Israel bertempur.

"Gaza adalah benteng teror terbesar yang pernah dibangun oleh manusia. Seluruh kota ini adalah satu basis teror besar. Di bawah tanah, mereka memiliki terowongan berkilo-kilometer yang menghubungkan ke rumah sakit dan sekolah," kata Gallant. "Kami terus membongkar akses ini." 

IDF telah membombardir Gaza selama berminggu-minggu, dan mengatakan bahwa mereka telah menghantam 14.000 target teroris di wilayah yang padat penduduknya itu. 

Tidak ada tempat aman di Gaza....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement