Kamis 09 Nov 2023 18:36 WIB
Sebulan Genosida Gaza

Ribuan Warga Gaza Berjalan Kaki ke Selatan, Nakba Terulang di Depan Mata

Ribuan warga Palestina berjalan kaki bermil-mil jauhnya dari Gaza utara ke selatan.

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).
Foto:

Seorang pria yang tidak menyebutkan namanya mengatakan kepada seorang jurnalis CNN di Gaza selatan bahwa ia dan tetangganya telah mengalami "hari-hari yang mengerikan". Ia mengatakan bahwa mereka telah meninggalkan rumah mereka di Gaza utara dan berpindah-pindah tempat tinggal beberapa kali, namun tidak mungkin untuk menghindari serangan udara.

"Perang ini tidak menyisakan tempat yang aman - tidak ada gereja, tidak ada masjid, atau apa pun. Hari ini, mereka menjatuhkan selebaran yang memerintahkan kami untuk pergi ke daerah yang dianggap aman. Sekarang kami berada di luar wilayah Wadi Gaza, dan kami masih mendengar pengeboman. Tidak ada tempat yang aman di Gaza." 

"Kami adalah tujuh keluarga. Semua rumah kami sudah tidak ada. Tidak ada yang tersisa. Kami tidak bisa membawa apa-apa - tidak ada pakaian, air, tidak ada apa-apa. Jalan menuju ke sini sangat sulit. Jika ada sesuatu yang jatuh, Anda tidak boleh mengambilnya. Anda tidak boleh melambat. Mayat di mana-mana." 

Baraa, seorang gadis berusia 16 tahun, mengatakan bahwa ia telah berjalan untuk waktu yang lama. "Rasanya seperti Nakba (bencana) pada tahun 2023," katanya.

"Kami berjalan melewati orang-orang yang tercabik-cabik, mayat-mayat. Kami berjalan di samping tank. Orang-orang Israel memanggil kami, dan mereka meminta orang-orang untuk melepaskan pakaian mereka dan melemparkan barang-barang mereka. Anak-anak sangat lelah karena tidak ada air."

"Kami berada di bawah penembakan berat dan tidak punya pilihan selain meninggalkan daerah kami," kata Hani Bakhit. 

"Kami akhirnya menggunakan gerobak keledai karena tidak ada mobil, bahan bakar, atau air minum yang tersedia. Tidak ada yang tersisa untuk kami. Mereka memaksa kami untuk pergi dengan memotong semua sumber daya yang tersedia," katanya, merujuk pada pasukan Israel.

"Orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan perlawanan dibom sehingga mereka melarikan diri ke selatan," kata Khader Hamad. "Mereka semua adalah anak-anak, bayi yang baru lahir, perempuan."

Tidak ada yang peduli....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement