REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Integrasi Eropa Ukraina, Olga Stefanishyna, mengatakan negaranya akan dapat mengatasi perlawanan politik Hungaria untuk memulai keanggotaan Uni Eropa. Pekan ini Komisi Eropa merekomendasikan 27 negara anggota Uni Eropa memulai pembicaraan aksesi setelah Ukraina memenuhi sejumlah syarat termasuk meningkatkan perlindungan bagi minoritas.
Hungaria yang merupakan anggota Uni Eropa mengatakan tidak akan mendukung integrasi Ukraina ke Eropa kecuali Ukraina mengubah undang-undangnya terhadap minoritas pada isu pendidikan. Budapest berselisih dengan Ukraina.
Menurut Hungaria hampir 150 ribu orang keturunan Hungaria di Ukraina dilarang menggunakan bahasa ibunya. Stefanishyna mengatakan keturunan Hungaria yang merupakan minoritas di Ukraina cukup terlindungi dan Ukraina dan Hungaria sedang bekerja sama pada perubahan legislatif yang sesuai rekomendasi Brussels.
"Setiap negara yang membuat keputusan politik secara sadar, pertama dan terutama, untuk memblokir keputusan mengenai Ukraina akan menemukan alasan (untuk melakukannya)," katanya, Kamis (9/11/2023).
"Hari ini, Hungaria membuat pernyataan seperti itu. Kami memahami ada pernyataan seperti itu, namun kami juga memahami ada dialog dengan Budapest," tambahnya.
Rekomendasi dari Komisi Eropa merupakan tonggak penting dalam perjalanan Kiev menuju integrasi dengan Barat. Langkah geo-politik bagi Uni Eropa karena Ukraina memerangi invasi skala penuh Rusia sejak Februari 2022.
Bulan lalu Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan strategi Uni Eropa untuk perang "telah gagal" dan ia tidak melihat alasan bagi Hungaria untuk mengirimkan uang pembayar pajaknya untuk mendukung negara yang dilanda perang tersebut.
Dewan Eropa akan memutuskan bulan depan apakah akan memulai pembicaraan keanggotaan dengan Ukraina, yang akan membutuhkan dukungan suara bulat di antara ke-27 negara.
Stefanishyna mengatakan mengajak Hungaria untuk bergabung dalam pembicaraan bulan depan akan menjadi sebuah tantangan, namun ia "yakin" Ukraina akan berhasil.