REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Israel memperluas agresinya dari Jalur Gaza hingga ke Tepi Barat, Jenin, dan Yerusalem. Menurut Ketua Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh pada Kamis (9/11/2023), militer Israel bertujuan untuk membunuh dan membuat sebanyak mungkin warga Palestina mengungsi.
“Israel telah memindahkan agresi penuhnya terhadap rakyat Palestina di Gaza ke Tepi Barat, di mana hari ini Israel membunuh dan melukai puluhan warga kami,” kata Abu Rudeineh kepada kantor berita Palestina WAFA.
“Israel bertujuan untuk membunuh dan menggusur sebanyak mungkin warga Palestina dan melikuidasi perjuangan Palestina," ujarnya.
Abu Rudeinah meminta Amerika Serikat (AS) untuk mewajibkan pemerintah pendudukan Israel menghentikan agresi menyeluruh terhadap rakyat Palestina di wilayah mana pun. Dia pun mempertanyakan posisi AS terhadap serangan pemerintah Israel di Gaza dan Tepi Barat.
“Apakah pengeboman kota Jenin dan kampnya dengan rudal dan pesawat serta pembunuhan puluhan warga kami, termasuk anak-anak dan perempuan, termasuk dalam kategori ini? Kategori pembelaan diri, atau agresi brutal, genosida, pembunuhan dan pengungsian?” ujar Abu Rudeineh dikutip dari Anadolu Agency.
Watch: Video shows charred and damaged buildings after an #Israeli raid in West Bank’s #Jenin. At least 14 people were killed during the raid, making it the one of the deadliest Israeli incursions in West Bank since 2005.
Read more: https://t.co/7n2F2Fyrpd pic.twitter.com/0auxG0A78Z
— Al Arabiya English (@AlArabiya_Eng) November 10, 2023
Abu Rudeineh meminta KTT Arab dan Islam mendatang untuk mengambil keputusan yang sepadan dengan skala agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Palestina mengeluarkan pernyataan yang mengecam sekeras-kerasnya agresi dan serangan brutal yang dilakukan oleh pasukan pendudukan. “Otoritas pendudukan menerapkan hukuman kolektif terhadap rakyat kami di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan Tepi Barat, serta mencoba memaksakan perubahan baru pada kenyataan dengan kekerasan, dengan cara yang sesuai dengan peta kepentingan kolonial mereka,” katanya.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan, Israel berusaha meledakkan situasi di wilayah pendudukan Tepi Barat dan memaksanya menjadi spiral kekerasan yang tidak terkendali. Israel mendorong perubahan realitas di lapangan, mengambil keuntungan dari fokus global dengan perang di Gaza.
Pernyataan tersebut menyerukan agar komunitas internasional segera melakukan intervensi untuk menghentikan agresi pendudukan terhadap rakyat Palestina.
"Memaksa negara pendudukan untuk tunduk pada keinginan internasional untuk perdamaian dan mengakhiri pendudukannya atas tanah Negara Palestina sebelum terlambat," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina.
Sebanyak 18 warga Palestina terbunuh akibat tembakan tentara Israel di Tepi Barat pada Kamis. Laporan tersebut menjadikan jumlah korban meninggal di wilayah pendudukan hingga 181 orang sejak 7 Oktober. Korban terus bertambah seiring Israel melakukan serangan militer setiap hari di berbagai kota di Tepi Barat di tengah meningkatnya kekerasan pemukim.