REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Para pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan momen mengheningkan cipta selama satu menit pada Senin (13/11/2023). Momen itu untuk menghormati lebih dari 100 pekerja yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Staf di kantor PBB di Jenewa menundukkan kepala saat lilin dinyalakan untuk mengenang 101 karyawan badan pengungsi Palestina PBB UNRWA gugur akibat serangan Israel di Gaza. Bendera PBB di seluruh dunia berkibar setengah tiang. Jumlah tersebut merupakan korban gugur terbesar pekerja kemanusiaan dalam 78 tahun sejarah organisasi tersebut.
“Ini adalah jumlah tertinggi pekerja bantuan kemanusiaan yang terbunuh dalam sejarah organisasi kami dalam waktu singkat,” kata Direktur Jenderal kantor PBB di Jenewa Tatiana Valovaya.
“Kami berkumpul di sini hari ini, bersatu di lokasi yang sangat simbolis ini, untuk memberikan penghormatan kepada rekan-rekan kami yang berani yang mengorbankan nyawa mereka saat bertugas di bawah bendera PBB," ujarnya.
Valovaya mengatakan, dunia saat ini benar-benar menghadapi masa-masa yang sangat menantang bagi multilateralisme. "Namun, PBB kini lebih relevan dari sebelumnya," ujarnya menegaskan.
UNRWA mengatakan, bahwa beberapa anggota staf terbunuh ketika sedang mengantre untuk mendapatkan roti. Sementara yang lain meninggal dunia bersama keluarga mereka di rumah mereka dalam serangan udara dan darat Israel di Gaza.
“Staf UNRWA di Gaza menghargai penurunan bendera PBB di seluruh dunia. Namun di Gaza, kami harus tetap mengibarkan bendera PBB sebagai tanda bahwa kami masih berdiri dan melayani rakyat Gaza," kata direktur UNRWA di Gaza Tom White.
Today, the @UN family observed a moment of silence to mourn & honour our colleagues killed in Gaza.
Since the start of this conflict, more than 100 @UNRWA staff have lost their lives - the highest number of UN aid workers killed in a conflict in such a short time.
They will… pic.twitter.com/O9ZBy92Xu0
— António Guterres (@antonioguterres) November 13, 2023
Setelah Gaza, konflik paling mematikan berikutnya bagi pekerja bantuan PBB adalah Nigeria pada 2011. Seorang pembom bunuh diri menyerang kantor PBB di Abuja saat terjadi pemberontakan dan membunuh 46 orang.
UNRWA didirikan pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama. Badan PBB ini menyediakan layanan publik termasuk sekolah, layanan kesehatan, dan bantuan. Banyak dari 5.000 staf UNRWA yang bekerja di Gaza adalah pengungsi Palestina.