Selasa 14 Nov 2023 16:38 WIB

190 Ribu Warga Israel Ajukan Izin Kepemilikan Senjata Pascaserangan Hamas

Jumlah permohonan diperkirakan masih meningkat hingga akhir 2023.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Senjata api (Ilustrasi)
Senjata api (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Lebih dari 190 ribu warga Israel telah mengajukan permohonan izin kepemilikan senjata api kepada Kementerian Keamanan Nasional Israel sejak serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke negara tersebut pada 7 Oktober 2023 lalu. Jumlah itu melonjak tajam dibandingkan angka permohonan kumulatif yang terhitung sejak awal tahun hingga sebelum terjadinya operasi Hamas.

“Sejak awal perang (pascaserangan Hamas pada Oktober 2023), lebih dari 190 ribu permohonan izin senjata telah diajukan ke Kementerian Keamanan Nasional,” ungkap surat kabar Israel, Calcalist, dalam laporannya pada Senin (13/11/2023).

Baca Juga

Calcalist mengatakan, dalam sepuluh bulan pertama 2023, lebih dari 210 ribu permohonan izin kepemilikan senjata telah diajukan. Jumlah permohonan diperkirakan masih akan meningkat karena 2023 masih menyisakan sekitar 1,5 bulan.

Menurut Calcalist, sepanjang tahun ini, otoritas Israel telah menerbitkan 31 ribu izin kepemilikan senjata untuk warganya. Pada 2022, dari 41 ribu permohonan, Israel hanya mengeluarkan 13 ribu izin. 

Pekan lalu, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengatakan, puluhan ribu izin kepemilikan senjata telah diberikan kepada warga di negaranya. Hal itu diumumkan ketika aksi kekerasan pemukim Yahudi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat meningkat sejak pecahnya pertempuran di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Divisi Senjata Api menerima ratusan ribu permintaan izin senjata pribadi, dan kami telah mengeluarkan puluhan ribu izin bersyarat dan izin sebenarnya untuk senjata pribadi kepada warga yang memenuhi syarat,” ungkap Ben-Gvir, 7 November 2023 lalu, dikutip laman Middle East Monitor

Ben-Gvir tak menjelaskan secara detail tentang apa yang dimaksud dengan izin bersyarat. Dia hanya mengatakan pendistribusian senjata api tersebut bertujuan melindungi warga Israel dari serangan. Ben-Gvir menambahkan, saat ini ratusan kelas cadangan baru telah dibuka di seluruh Israel.

Ben-Gvir mengatakan, tujuan dari pembukaan kelas-kelas tersebut adalah untuk mengajari warga Israel cara membawa dan menggunakan senjata api. Dia menyebut, saat ini Pemerintah Israel juga sudah menambah puluhan staf di Divisi Senjata Api.

“Karena tingginya permintaan di Divisi Senjata Api, saya menghimbau semua orang untuk bersabar. Periksa kelayakan Anda dan persenjatai diri Anda sendiri,” ucap tokoh yang dikenal anti-Arab tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ben-Gvir mengunggah foto dan video yang menunjukkan dirinya tengah mendistribusikan senjata api kepada warga Israel di wilayah utara, selatan, dan Tepi Barat. Warga Palestina khawatir, kebijakan Israel mempersenjatai warganya mungkin menjadi dalih untuk melakukan pembunuhan dengan kedok “mencegah serangan”. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement