REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan konflik Israel-Gaza menimbulkan "manifestasi mengkhawatirkan" dari tantangan global untuk koridor ekonomi multinasional yang disokong Amerika Serikat (AS).
Ia merujuk pada kesepakatan pelabuhan dan kereta yang diumumkan bulan Desember lalu. Koridor ekonomi baru yang ingin menghubungkan Timur Tengah dan Asia Selatan itu sebagai upaya melawan inisiatif Belt and Road Cina dalam bidang infrastruktur global.
Koridor tersebut diusulkan melewati Israel yang sedang berperang dengan Hamas di Jalur Gaza. Sebagai balasan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.
"(Koridor ini) bukan tanpa tantangan geopolitik dan konflik di Israel dan Gaza yang sedang berlangsung merupakan perwujudan itu," kata Sitharaman, Rabu (15/11/2023).
Pada September lalu pemimpin dunia mengumumkan proyek kereta dan pelabuhan multinasional yang menghubungkan Timur Tengah dan Asia Selatan. Dalam pengumuman yang disampaikan di sela pertemuan G20 di India itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kesepakatan ini "hal besar" yang akan menjembatani pelabuhan dua kontinen dan mengarah pada "Timur Tengah yang lebih stabil, makmur dan terintegrasi."
Ia mengatakan perjanjian ini akan membuka "peluang tak terbatas" untuk energi bersih, listrik bersih, dan pemasangan kabel untuk menghubungkan masyarakat.
"Hari ini, ketika kita memulai inisiatif konektivitas yang begitu besar, kita menabur benih bagi generasi mendatang untuk bermimpi lebih besar," kata Perdana Menteri Narendra Modi sebagai tuan rumah G20 saat itu.
Wakil penasihat keamanan nasional AS Jon Finer mengatakan kesepakatan ini akan menguntungkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di kawasan ini, dan memungkinkan peran penting bagi Timur Tengah dalam perdagangan global.