Kamis 16 Nov 2023 02:36 WIB

Libya Tolak Kapal Tanker Minyak yang Pernah Singgah di Israel

Kapal tanker tersebut tiba di dekat Mellitah di Libya barat dua hari lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)
Foto: amveruscg.blogspot.com
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Libya menolak kapal tanker minyak yang dijadwalkan memuat kargo dari salah satu pelabuhannya. Penolakan berlangsung setelah kapal tersebut sebelumnya melakukan pelayaran ke Israel.

Menurut laporan Bloomberg, kapal tanker “Proteus Philippa” tiba di dekat Mellitah di Libya barat dua hari lalu. Kapal tersebut dijadwalkan memuat 600.000 barel minyak. Namun kapal itu diusir dari pelabuhan karena sebelumnya mengangkut minyak ke Haifa di Israel.

Baca Juga

Mellitah Oil & Gas Co., yang mengoperasikan terminal tersebut, tidak mengizinkan kapal tanker itu memasuki pelabuhan dan memuat barang. Larangan ini berlangsung setelah Mellitah mengonfirmasi bahwa kapal tersebut sebelumnya pernah ke Pelabuhan Haifa di Israel

Laporan tersebut mengatakan, pendekatan yang dilakukan Libya tidak mencerminkan perubahan kebijakan yang dilakukan negara Afrika utara tersebut atau negara-negara Arab lainnya terkait embargo minyak ke Israel.  Namun demikian, beberapa otoritas pelabuhan telah meningkatkan pemeriksaan terhadap pelayaran kapal tanker sebelumnya, karena perang di Gaza. Pengeboman Israel yang tiada henti di Gaza telah menyebabkan kemarahan meningkat di seluruh dunia Arab.

Tiga pialang kapal dan satu pemilik kapal mengatakan bahwa, merupakan praktik umum bagi kapal tanker yang menuju pelabuhan Israel untuk mematikan transponder yang memberi tahu sistem pemantauan satelit di mana mereka berada dan ke mana tujuan mereka. Hal ini karena sebagian besar negara-negara Arab tidak mengakui Israel dan dapat menolak kapal-kapal yang pernah pergi ke Israel sebelumnya.

Kapal tanker “Proteus Philippa” memuat minyak mentah dari Gabon pada 8-10 September. Kapal tanker itu kemudian memberi sinyal ke Haifa pada 25 September, ketika mencapai Mediterania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement