Kamis 16 Nov 2023 07:32 WIB

WHO: Aksi Israel Serbu RS Al-Shifa di Gaza Benar-Benar tak Dapat Diterima

Rumah sakit bukanlah medan pertempuran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
WHO mengecam aksi penyerbuan pasukan Israel ke Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza. Tindakan tersebut tak dapat diterima.
Foto:

Para staf medis dilanda ketakutan pasca pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa "Pemboman. Penembakan di dalam dan di sekitar RS. Benar-benar mengerikan, Anda bisa merasakan bahwa lokasinya sangat dekat dengan RS. Dan kemudian kami menyadari bahwa tank-tank (Israel) bergerak di sekitar RS," kata Ahmed El Mokhallalati, seorang dokter bedah di RS Al-Shifa, ketika diwawancara via telepon oleh Reuters.

Dia mengungkapkan, tank-tank Israel kini terparkir di depan unit gawat darurat RS Al-Shifa. Sementara aksi penembakan tetap berlangsung. “Segala jenis senjata digunakan di sekitar RS. Mereka (pasukan Israel) menargetkan RS secara langsung. Kami berusaha menghindari berada di dekat jendela,” ucap El Mokhallalati.

Meski tembakan dilepaskan, El Mokhallalati merasa bahwa apa yang didengarnya bukan sebuah baku tembak. “Salah satu kamar pasien menjadi sasaran. Ada tembok utuh. Tidak ada yang terluka tapi semua orang ketakutan," katanya.

El Mokhallalati membantah tuduhan Israel yang menyebut terdapat markas militer Hamas di bawah bangunan RS Al-Shifa. Dia pun menyangkal tudingan Israel yang mengatakan bahwa Hamas menggunakan para pasien dan warga sipil yang berada di RS Al-Shifa sebagai tameng manusia. “Kami tahu ini bohong,” ujarnya.

Sementara itu Otoritas Palestina menyerukan perlindungan internasional bagi staf medis, pasien, dan para pengungsi yang berada di RS Al-Shifa. “(Penyerbuan Israel) merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, hukum kemanusiaan internasional, dan Konvensi Jenewa, serta perpanjangan dari semua pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan terhadap rakyat kami,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina, Rabu, dikutip Anadolu Agency.

Hamas telah mengecam operasi penyerbuan pasukan Israel ke RS Al-Shifa. Hamas telah berulang kali membantah tudingan yang menyebutnya menempatkan aset serta pasukannya di bangunan atau fasilitas sipil seperti sekolah dan RS. Terkait penyerbuan ke Al-Shifa, Hamas turut menuduh Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab.

“Penerapan narasi palsu (Israel) oleh Gedung Putih dan Pentagon, yang mengklaim bahwa perlawanan (Hamas) menggunakan kompleks medis Al Shifa untuk tujuan militer, adalah lampu hijau bagi pendudukan (Israel) untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil,” kata Hamas.

AS belum merilis pernyataan resmi terkait operasi penyerbuan pasukan Israel ke RS Al-Shifa. Jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai setidaknya 11.320 jiwa. Lebih dari 4.600 di antaranya merupakan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 29 ribu orang. Agresi Israel juga menyebabkan sekitar 1,5 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement