REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kepala Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, mengkonfirmasi mereka telah menerima 23.000 liter (6.000 galon) bahan bakar yang menyeberang ke Gaza melalui penyeberangan Rafah. Tetapi meminta lebih banyak lagi untuk diizinkan memasuki wilayah yang terkepung.
Kelompok bantuan tersebut mengatakan pihak berwenang Israel mengizinkan bahan bakar tersebut masuk dengan syarat bahan bakar tersebut hanya boleh digunakan untuk mengangkut bantuan ke wilayah Gaza yang terkepung.
"Bahan bakar ini tidak dapat digunakan untuk respon kemanusiaan secara keseluruhan, termasuk untuk fasilitas medis dan air atau pekerjaan UNRWA," kata Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan, Rabu (15/11/2023).
UNRWA membutuhkan 160.000 liter (42.200 galon) bahan bakar setiap hari untuk menyelesaikan "operasi kemanusiaan dasar," tambahnya.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas dan melarang pengiriman bahan bakar setelah serangannya ke Israel pada 7 Oktober. Israel mengklaim Hamas akan mengalihkan pasokan untuk penggunaan militer.
Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah, badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan Palestina, mengumumkan mereka akan mengizinkan truk-truk PBB untuk mengisi bahan bakar di perlintasan Rafah pada hari Rabu. Lembaga itu mengatakan keputusan itu merupakan tanggapan atas permintaan dari Amerika Serikat.