Kamis 16 Nov 2023 18:48 WIB

Saudi Minta Israel Bertanggung Jawab Atas Serangan Berulang ke Warga Sipil dan Rumah Sakit

Tindakan Israel tersebut merupakan pelanggaran mencolok hukum humaniter internasional

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Seorang warga Palestina yang terluka dibawa ke ambulans setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Kamis (9/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Seorang warga Palestina yang terluka dibawa ke ambulans setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Kamis (9/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Pemerintah Arab Saudi mengecam aksi penyerbuan pasukan Israel ke Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza. Saudi mengatakan, Israel harus bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukannya terhadap warga sipil dan staf medis sehubungan dengan tindakannya menyerbu RS Al-Shifa.

“Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan kutukan dan penolakan keras Kerajaan Arab Saudi terhadap penyerbuan pasukan pendudukan Israel ke RS Al-Shifa dan pengeboman sekitar Rumah Sakit Lapangan Yordania di Jalur Gaza,” kata Kemenlu Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang diunggah lewat akun X resminya, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga

Saudi menegaskan, tindakan Israel tersebut merupakan pelanggaran mencolok hukum humaniter serta norma dan konvensi internasional. “Kerajaan (Saudi) menekankan perlunya mengaktifkan mekanisme akuntabilitas internasional sebagai akibat dari pelanggaran terus-menerus dan tindakan brutal serta tidak manusiawi yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap anak-anak, perempuan, warga sipil, fasilitas medis, dan tim penyelamat,” ungkap Kemenlu Saudi.

Saat ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih terus memeriksa dan menggeledah kompleks RS Al-Shifa. Sebab mereka meyakini Hamas memiliki markas komando yang dibangun di bawah RS tersebut.

“Pasukan terus menggeledah RS dengan cara yang tepat dan berdasarkan intelijen. Kami akan terus melakukannya, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut, untuk menemukan aset tambahan, dan mengungkap aktivitas teror di dalam RS,” kata Juru Bicara (Jubir) IDF Daniel Hagari dalam konferensi pers pada Rabu (15/11/2023) malam, dikutip laman Al Arabiya.

Personel dan armada tank IDF menyerbu RS Al-Shifa pada Rabu dini hari lalu. Sebelumnya mereka telah mengepung RS tersebut selama beberapa hari. Penyerbuan dilakukan karena Israel meyakini terdapat markas komando bawah tanah Hamas di bawah bangunan RS Al-Shifa.

IDF telah merilis video berdurasi hampir tujuh menit di akun X (Twitter) resminya yang memperlihatkan jubir mereka, yakni Jonathan Conricus, memeriksa gedung Magnetic Resonance Imaging (MRI) RS Al-Shifa. Namun dalam video tersebut tidak ditunjukkan lokasi markas komando bawah tanah Hamas seperti yang dituduhkan IDF.

Jonathan Conricus hanya memperlihatkan penemuan beberapa tas dari beberapa ruangan. Tas tersebut berisi senjata AK-47, amunisi, granat, dan seragam. Conricus mengklaim bahwa tas tersebut milik anggota Hamas. Dalam video itu, Conricus turut menunjukkan penemuan sebuah laptop dan sejumlah piringan keras yang diklaimnya milik Hamas.

Sementara itu, Hamas mengatakan, IDF telah mengumbar kebohongan tentang penemuan senjata api di RS Al-Shifa. Hamas menuduh IDF secara sengaja menempatkan senjata di RS tersebut, lalu mengklaimnya sebagai milik Hamas.

“Pasukan pendudukan (Israel) masih berbohong, karena mereka membawa sejumlah senjata, pakaian, serta peralatan, dan menempatkannya di RS (Al-Shifa) dengan cara yang memalukan,” ujar Ezzat El Rashq, anggota senior Hamas yang berbasis di Qatar, Rabu lalu.

Dia menambahkan, untuk membuktikan kebohongan militer Israel, Hamas tak sekali meminta PBB bertindak dan melakukan pemeriksaan. “Kami telah berulang kali meminta komite dari PBB, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Palang Merah untuk memverifikasi kebohongan pendudukan (Israel),” ucap El Rashq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement