Jumat 17 Nov 2023 05:00 WIB

Klaim Palsu Markas Hamas di RS Al-Shifa dan Terbongkarnya Video Propaganda IDF

Pasukan Israel menggeledah RS Al-Shifa untuk membuktikan keberadaan markas Hamas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Militer Israel (Ilustrasi)
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tak menemukan terowongan atau markas bawah tanah Hamas di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza. IDF menyerbu RS Al-Shifa pada Rabu (15/11/2023) dini hari lalu karena meyakini terdapat markas Hamas di bawah bangunan RS tersebut.

Dalam video berdurasi tujuh menit yang dirilis IDF di akun X (Twitter) resminya pada Kamis (16/11/2023), Juru Bicara IDF Jonathan Conricus mengeksplorasi gedung Magnetic Resonance Imaging (MRI) RS Al-Shifa. Hal pertama yang disorotnya adalah tentang kamera-kamera pengawas yang sengaja dibungkus menggunakan kain atau lakban.

Baca Juga

Conricus kemudian berjalan ke ruang MRI. Dalam video, Conricus menunjukkan sebuah tas hitam yang diklaimnya ditemukan di belakang mesin MRI. Tas tersebut berisi senjata AK-47, amunisi, granat, dan seragam. “Ini disembunyikan sangat baik dan rahasia di belakang mesin MRI,” katanya.

Dalam video tersebut, Conricus turut menunjukkan penemuan tas lain yang berisi barang-barang serupa di ruang berbeda. Setelah itu, Conricus memperlihatkan sebuah laptop dan sejumlah piringan keras yang diklaimnya milik Hamas.

Pada kolom komentar unggahan video tersebut, warganet mempertanyakan di mana terowongan dan markas komando Hamas yang diklaim IDF berada di bawah RS Al-Shifa. “Bertanya lagi, di mana markas Hamas?” tulis akun bernama @YoursMemely.

Sementara itu akun @KingxGwap mencemooh video IDF. “Dan tidak ada terowongan haha. Saya pikir kalian punya bukti tak terbantahkan yang juga kalian tunjukkan kepada @Potus (akun X presiden Amerika Serikat)? Apa yang terjadi?” tulisnya.

Akun @LepickyOfficial turut mempertanyakan hal serupa. “Di mana terowongan itu? Di mana roket-roket itu? Di mana pejuang-pejuang Hamas?” katanya.

Tak sedikit pula warganet yang menuding video IDF sebagai propaganda. Hal itu karena IDF sempat menghapus video pertama yang mereka unggah dengan durasi lebih dari tujuh menit. Sementara video kedua atau yang saat ini tayang pada lini masa mereka, berdurasi 06:59 detik.

“Mengapa Anda menghapus video pertama?” tulis aktivis politik asal Amerika Serikat (AS), Jackson Hinkle, menanggapi unggahan video IDF, seraya menyertakan tangkapan layar yang menunjukkan bukti bahwa IDF telah menghapus video pertamanya.

Akun bernama @TheShopEth turut mempertanyakan hal serupa. “Mengapa kalian menghapus kemudian mengunggah videonya lagi? Apakah melakukan beberapa pengeditan?” katanya.

Pada unggahan video terbarunya yang berdurasi 06:59 detik, IDF menulis takarir “tanpa potongan, tanpa edit”. Namun seorang warganet dengan nama @YomnaElbanota secara jeli menemukan bahwa IDF melakukan pengeditan pada videonya.

@YomnaElbanota pun mengunggah penemuannya dalam video gerak lambat. IDF tepergok mengedit videonya pada durasi 06:25.

Momen pengeditan dilakukan ketika Juru Bicara IDF Jonathan Conricus sedang berjalan menuju pintu untuk keluar dan berpindah ke ruang berikutnya. Namun sebelum Conricus melintasi pintu, video tiba-tiba melompat ketika Conricus sudah melewati pintu.

“Apa yang coba kalian sembunyikan? Cukup dengan kebohongan-kebohongan!!” tulis @YomnaElbanota saat mengunggah video gerak lambat yang menunjukkan IDF melakukan pengeditan pada videonya.

Israel enggan komentari kritikan netizen ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement