Sabtu 18 Nov 2023 09:00 WIB

Jumlah BBM yang Diizinkan Masuk Gaza Sangat Minim, Jauh dari Kebutuhan di Lapangan

PBB terpaksa menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza karena truk kehabisan BBM.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
 SPBU di Kota Gaza (ilustrasi).
SPBU di Kota Gaza (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina yang sedang berjuang menghadapi kekurangan pangan di Gaza, semakin dipersulit dengan pengiriman bantuan terhenti akibat pemadaman listrik. Aljazirah melaporkan, Jumat (17/11/2023), penasihat keamanan nasional Israel mengatakan bahwa Kabinet Perang Israel telah setujui untuk mengizinkan dua truk tangki bahan bakar memasuki Jalur Gaza.

Namun izin masuknya bahan bakar setiap hari oleh Israel ini, jumlahnya masih "sangat minim." Pengiriman bahan bakar yang diperbolehkan masuk ke Gaza tersebut, tampaknya jauh lebih sedikit dari yang dibutuhkan di lapangan.

Baca Juga

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan kemungkinan kelaparan yang semakin meluas setelah layanan internet dan telepon lumpuh di daerah kantong yang terkepung itu karena kurangnya bahan bakar. PBB pun menyiapkan risiko terburuk terpaksa menghentikan pengiriman makanan dan kebutuhan lainnya ke Gaza, karena tidak tersedianya bahan bakar untuk kendaraan.

Sementara itu, pemadaman akses komunikasi telah memasuki hari kedua pada hari Jumat (17/11/2023). Hal ini karena Israel sebagian besar telah memutuskan hubungan jalur komunikasi antara 2,3 juta penduduk Gaza dengan satu sama lain dan dengan dunia luar. 

Termasuk menghentikan koordinasi bantuan, yang sudah sulit dilakukan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan karena kekurangan bahan bakar. Situasi inilah yang membuat warga Gaza semakin sulit, dan PBB meminta agar Israel mempermudah akses masuknya bahan bakar dan pasokan pangan ke Gaza, walau dengan jumlah yang seminimal mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement