Senin 20 Nov 2023 21:24 WIB

Lebih dari 20 Bayi Prematur Dievakuasi dari RS Al Shifa ke Mesir 

Israel telah menduduki RS Al0Shifa dan mengevakuasi paksa ratusan pasien.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Staf medis merawat bayi Palestina yang lahir prematur yang dibawa dari Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza ke rumah sakit di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (19/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Staf medis merawat bayi Palestina yang lahir prematur yang dibawa dari Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza ke rumah sakit di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (19/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari 20 bayi prematur yang lahir di Rumah Sakit (RS) Al Shifa di Jalur Gaza dievakuasi ke Mesir untuk menjalani perawatan, Senin (20/11/2023). Israel telah menduduki RS tersebut dan mengevakuasi paksa ratusan pasien serta staf medisnya pekan lalu. 

Informasi tentang dievakuasinya lebih dari 20 bayi prematur dari RS Al Shifa ke Mesir dilaporkan Bulan Sabit Merah Palestina dan stasiun televisi Mesir, Al Qahera TV. Dalam laporannya, Al Qahera TV menunjukkan rekaman video yang memperlihatkan momen saat para staf medis dengan hati-hati memindahkan para bayi dari RS Al-Shifa ke ambulans. Para bayi itu ditempatkan di inkubator bergerak. 

Baca Juga

Sebelum dievakuasi ke Mesir, para bayi prematur itu sudah terlbih dulu direlokasi ke sebuah rumah sakit di Rafah di perbatasan Gaza dan Mesir pada Ahad (19/11/2023). Hal itu membuat kondisi bayi-bayi cukup stabil saat dipindahkan ke Mesir.

Pada Sabtu (18/11/2023) pekan lalu, Israel telah mengevakuasi paksa lebih dari 500 pasien dari RS Al-Shifa. Pasukan dan armada tank Israel menyerbu RS tersebut pada Rabu (15/11/2023). Israel meyakini Hamas memiliki markas komando di bawah bangunan RS Al Shifa. Namun hingga kini, Israel belum bisa menyediakan bukti yang valid dan kredibel terkait klaimnya itu.

Saat ini pasukan dan armada tank Israel tengah mengepung RS Indonesia di Gaza. Sama seperti Al Shifa, Israel meyakini Hamas memiliki markas operasi di bawah bangunan RS Indonesia. Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) selaku organisasi penggagas pembangunan RS Indonesia di Gaza telah membantah tegas klaim Israel tersebut.

Terkait kondisi terkini di RS Indonesia, Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menyampaikan bahwa militer Israel telah mengerahkan penembak jitu di sekeliling RS Indonesia. “Kondisi sangat mencekam. Israel telah menempatkan sniper di seputar RS Indonesia,” kata Sarbini kepada Republika ketika ditanya tentang kondisi terkini di RS Indonesia. 

Kementerian Kesehatan Gaza, pada Senin (20/11/2023) ,mengatakan setidaknya 12 orang terbunuh dan puluhan lainnya luka-luka akibat penembakan pasukan Israel ke RS Indonesia. Sarbini mengonfirmasi laporan Kementerian Kesehatan Gaza. “Mungkin (jumlah orang terbunuh di RS Indonesia akibat serangan Israel) bisa bertambah,” ucapnya. 

Sementara itu, lewat akun X resminya, MER-C telah membuat siaran langsung untuk menunjukkan kondisi terkini di RS Indonesia. Dalam siaran tersebut, seorang anggota MER-C menunjukkan sebuah foto memperlihatkan empat tank Israel tengah bergerak ke RS Indonesia.

Anggota MER-C tersebut turut memutar sebuah video yang memperlihatkan kondisi di dalam RS Indonesia. “Anda bisa lihat para pasien yang harus dirawat di lantai-lantai RS Indonesia saat ini. Mereka, para tenaga kesehatan yang berada di RS Indonesia, tidak bisa bergerak mengambil pasien di ICCU yang berada di lantai tiga. Karena setiap ada pergerakan, tentara Indonesia selalu menembaki mereka,” ucapnya. 

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengutuk keras serangan Israel ke RS Indonesia. “Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil,” ujar Retno dalam keterangan pers yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Senin. 

Retno mengungkapkan, saat ini Kemlu RI mengalami putus kontak dengan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan RS Indonesia. Mereka diketahui anggota MER-C. Menlu mengatakan, dia telah menghubungi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza guna menghimpun informasi tentang kondisi terkini di RS Indonesia. UNRWA merespons dan menyampaikan bahwa mereka tidak dapat melakukan kontak dengan siapa pun di RS Indonesia saat ini.

Retno menambahkan, dia juga sudah menghubungi perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Palang Merah Internasional, tapi belum memperoleh tanggapan. “Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak, guna memperoleh informasi terkait RS Indonesia dan keselamatan tiga WNI tersebut,” ucapnya.

“Koordinasi dengan MER-C Jakarta juga terus kita lakukan. Dan mari kita doakan agar mereka (tiga WNI di RS Indonesia) selamat dan selalu diberi perlindungan Allah SWT,” kata Menlu Retno menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement