REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas menyatakan, laporan media Israel bahwa helikopter tempur Israel menembaki peserta festival musik Nova pada 7 Oktober mengkonfirmasi bahwa Israel mengarang kebohongan untuk membenarkan genosida dan pengungsian dari Gaza. Temuan penyelidikan tersebut melemahkan semua klaim dan narasi resmi Zionis selama ini.
"Laporan yang diterbitkan oleh media Israel, yang membenarkan bahwa sebuah helikopter Zionis menembaki orang-orang yang merayakan di wilayah Gaza pada 7 Oktober dengan jelas membuktikan bahwa pemerintah pendudukan telah membuat kebohongan dan narasi palsu tentang peristiwa pada hari itu," ujar penyataan Hamas dikutip dari Anadolu Agency.
Menurut Hamas, serangan tersebut dilakukan untuk membenarkan tindakan pembunuhan dan genosida yang dilakukan oleh pasukan pendudukan. Mereka melakukan segala cara dengan tujuan mengusir warga Palestina dari tanah dan rumah mereka.
"Temuan penyelidikan tersebut melemahkan semua klaim dan narasi resmi Zionis, yang mempromosikan banyak kebohongan, termasuk kebohongan dalam membunuh anak-anak dan memenggal kepala mereka, yang tidak dapat dibuktikan oleh penjajah, serta membakar warga sipil," kata Hamas.
Pernyataan itu menyoroti klaim Israel pada penyerangan tidak terduga Hamas ke wilayah perbatasan dan pos keaman Israel pada 7 Oktober. Usai peristiwa itu banyak narasi yang menyatakan bahwa Hamas membantai anak-anak dengan cara memenggal kepala mereka.
Klaim ini bahkan digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Namun, pada akhirnya, Gedung Putih meralat penyataan ini dengan menyampaikan bahwa Biden tidak melihat dan mengonfirmasi itu dan hanya mendapat laporan dari pihak Israel.
Narasi-narasi menyudutkan ini terus dibangun sepanjang serangan Israel ke Gaza. Perang informasi pun terus berlanjut seiringan dengan perang sesungguhnya yang telah menelan korban jiwa warga Gaza hingga lebih dari 13.300 orang.
Dalam sebuah pernyataan, kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza mengatakan pada Senin (20/11/2023), jumlah korban terbunuh mencakup 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan. Sedangkan korban yang gugur juga mencakup 201 staf medis, 22 anggota tim penyelamat pertahanan sipil, dan 60 jurnalis.