Selasa 21 Nov 2023 12:39 WIB

Pelapor PBB: Serangan Israel ke Gaza Bukan Membela Diri

Tindakan yang dilakukan Israel di Gaza bukan termasuk pembelaan diri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pelapor PBB untuk Palestina, Francesca Albanese mengklarifikasi tentang maksud pembelaan diri menurut hukum internasional.
Foto:

Direktur Penelitian, Advokasi dan Kebijakan Global Amnesy International, Erika Guevara-Rosas mendesak jaksa Pengadilan Kriminal Internasional mengambil tindakan nyata untuk mempercepat penyelidikan terhadap kejahatan perang dan kejahatan lain berdasarkan hukum internasional yang dibuka pada 2021.

“Serangan-serangan yang mematikan dan melanggar hukum ini adalah bagian dari pola pengabaian terhadap warga sipil Palestina, dan menunjukkan dampak buruk dari serangan militer Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak meninggalkan tempat yang aman di Gaza, di mana pun warga sipil tinggal atau mencari perlindungan,” kata Guevera-Rosas.

Amnesty International juga membagikan foto-foto dari serangan yang ditargetkan serta pernyataan para penyintas dari dua serangan tersebut. Seorang penyintas, Hani al-Aydi mengatakan, dia sedang duduk dan bersantai di rumahnya bersama seluruh keluarganya ketika serangan terjadi. Al-Aydi kehilangan orang tua dan kerabatnya karena serangan Israel. Sementara rumahnya hancur karena bom Israel.

“Kami sedang duduk-duduk di rumah, penuh dengan orang, anak-anak, kerabat. Tiba-tiba, tanpa peringatan apa pun, segala sesuatu menimpa kepala kami. Semua saudara laki-laki saya meninggal, keponakan saya, keponakan saya. Ibu saya meninggal, saudara perempuan saya meninggal, rumah kami hilang. Tidak ada apa-apa di sini, dan sekarang kami tidak punya apa-apa dan terpaksa mengungsi,” ujar al-Aydi.

Sejak Israel mulai membom Gaza pada 7 Oktober, setidaknya 13.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 9.000 wanita dan anak-anak. Sementara lebih dari 30.000 lainnya terluka. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement