Selasa 21 Nov 2023 18:41 WIB

Anak-Anak Gaza Trauma dan Stres Akibat Perang

Anak-anak menderita gejala psikologis dan fisik yang menyedihkan akibat perang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak laki-laki yang terluka diangkut setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Kamis (9/11/2023).
Foto:

Unit kesehatan mental rumah sakit telah membuat komitmen khusus untuk mendukung anak-anak ini. Abushawish mengatakan, banyak di antara mereka yang mempunyai kerabat yang terluka atau meninggal, atau menjadi pengungsi dan kini berlindung di rumah sakit, sehingga berdampak signifikan terhadap kesejahteraan psikologis mereka. Abushawish mengatakan, anak-anak tersebut juga menderita gejala psikologis dan fisik yang menyedihkan akibat trauma.

“Gejala-gejala ini, seperti sakit perut, sakit kepala, sakit kaki, buang air kecil yang tidak disengaja, dan detak jantung yang cepat, adalah akibat langsung dari pemboman yang tiada henti di Jalur Gaza,” kata Abushawish.

Abushawish menambahkan, banyak anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda stres pasca-trauma setelah kehilangan orang tua mereka dan diselamatkan dari reruntuhan setelah berhari-hari terjebak di bawahnya. “Ini adalah peristiwa yang mengerikan dan luar biasa yang melebihi apa yang harus dialami oleh anak-anak, anggota masyarakat yang paling rentan,” katanya.

Abushawish mengatakan, kegiatan terapeutik berfungsi sebagai bantuan psikologis awal yang penting dan intervensi cepat untuk mengurangi dampak traumatis pada anak-anak, khususnya dalam perang yang sedang berlangsung. “Tidak ada harapan untuk segera mengakhiri perang. Oleh karena itu kegiatan ini membantu mereka bertahan, bertahan dan beradaptasi dengan apa yang terjadi di sekitar mereka,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement