Jumat 24 Nov 2023 22:12 WIB

WHO Cemaskan Keselamatan 100 Pasien yang Tersisa di RS Al-Shifa

Israel diketahui telah menduduki RS Al Shifa dan menagkap direkturnya

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Seorang wanita Palestina yang terluka dibawa ke rumah sakit al-Shifa, menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah.
Foto: AP Photo/Abed Khaled
Seorang wanita Palestina yang terluka dibawa ke rumah sakit al-Shifa, menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatiran atas kondisi sekitar 100 pasien di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza. Israel diketahui telah menduduki RS tersebut karena diklaim memiliki fasilitas bawah tanah yang dijadikan markas komando Hamas.

“Kami sangat prihatin dengan keselamatan sekitar 100 pasien dan petugas kesehatan yang tersisa di Al-Shifa,” kata Juru Bicara WHO Christian Lindmeier, Jumat (24/11/2023). 

Baca Juga

Namun Lindmeier menolak mengomentari kabar bahwa Kementerian Kesehatan Gaza telah menangguhkan kerja sama dengan WHO. Hal itu menyusul penangkapan sejumlah dokter RS Al-Shifa oleh pasukan Israel. 

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah mengonfirmasi bahwa mereka menangkap Direktur RS Al-Shifa Muhammad Abu Salmiyah bersama sejumlah dokter senior lainnya. IDF mengungkapkan, Abu Salmiyah ditangkap untuk diinterogasi terkait aktivitas Hamas di RS Al-Shifa. "Di RS, di bawah manajemennya, terdapat aktivitas teroris yang ekstensif," kata IDF dalam keterangannya terkait penangkapan Abu Salmiyah, Jumat.  

IDF menyebut Hamas telah membangun jaringan infrastruktur militer dan menyimpan senjata di dalam RS Al-Shifa serta area pekarangannya. RS tersebut telah diduduki pasukan Israel sejak 15 November 2023 lalu karena diyakini memiliki fasilitas bawah tanah yang menjadi markas komando Hamas. Kini hampir seluruh pasien di RS Al-Shifa telah dievakuasi 

Militer Israel telah mengumumkan penemuan terowongan di bawah bangunan RS Al-Shifa di Jalur Gaza. Mereka pun sudah mengundang sejumlah jurnalis, termasuk jurnalis asing, untuk melihat secara langsung terowongan tersebut. Menurut militer Israel, terowongan sempit beratap beton yang mereka temukan membentang sepanjang 150 meter.

Di terowongan tersebut, ditemukan beberapa ruangan, termasuk dapur dan kamar mandi. Ada pula ruangan dengan dua dipan logam di dalamnya. Militer Israel meyakini, Hamas sempat membawa warga Israel yang mereka culik pada 7 Oktober 2023 lalu ke terowongan tersebut.Militer Israel mengatakan, terowongan itu merupakan penemuan paling penting sepanjang operasi mereka di Gaza.

Jurnalis video Associated Press (AP) termasuk dalam rombongan jurnalis yang diajak IDF ke terowongan di bawah bangunan RS Al-Shifa. Namun AP menyebut, mereka tak dapat memverifikasi secara independen keterangan-keterangan militer Israel. Sebab tentara Israel mengontrol ketat kunjungan rombongan jurnalis ke sana.

Sebelumnya Israel sempat merilis video yang memperlihatkan penemuan terowongan di kompleks Al-Shifa. Namun belakangan mantan perdana menteri Israel Ehud Barak mengatakan bahwa terowongan yang ada kompleks Al-Shifa dibangun oleh negaranya ketika masih menduduki Gaza. Hal itu diungkap Barak dalam wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN pekan ini.

“Ketika Anda mengatakan bahwa bunker itu dibangun oleh para insinyur Israel, apakah Anda salah bicara?” tanya Amanpour.

Barak kemudian menjawab bahwa yang disampaikannya tidak salah bicara. “Tidak, Anda tahu beberapa dekade yang lalu, kami mengelola tempat ini. Jadi kami membantu mereka membangun bunker ini untuk memberikan lebih banyak ruang untuk operasional RS,” ujar Barak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement