REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --- Warga Palestina mengunjungi pemakaman yang terletak di lingkungan Tel al Sultan di sebelah barat Rafah, untuk menguburkan dan mendoakan sanak kerabat. Kegiatan itu dilakukan dengan memanfaatkan jeda kemanusiaan.
Pemakaman Tel al Sultan sejatinya memiliki kapasitas 500 orang. Namun dapat menampung hingga lebih dari 600 orang karena banyaknya jenazah yang harus dikuburkan dan keterbatasan lahan pemakaman.
Warga Gaza yang memakamkan jenazah keluarganya bergegas. Sementara jeda gencatan senjata, memberi kesempatan mereka yang mengunjungi untuk berdoa ke makam kerabat, Jumat (24/11/2023).
Adapun mereka yang masih selamat dalam serangan Israel ke Gaza, dapat suasana lebih tenang dengan dimulainya jeda kemanusiaan di daerah Gaza.
Mereka yang kehilangan orang yang dicintai dalam serangan Israel atau karena masalah akibat pembatasan masuknya obat-obatan dan bahan bakar, meneteskan air mata dan memanjatkan doa.
Munir Labda, yang kehilangan putranya dalam pengeboman Israel, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ini adalah pertama kalinya dia mengunjungi makam putranya sejak sang anak terbunuh. Ayah yang berduka ini mengatakan bahwa putranya memiliki semangat yang ceria dan hafal kitab suci Alquran.
Ali Isa, yang istrinya terbunuh dalam serangan tersebut, meneteskan air mata dimakamnya. Ia mengatakan bahwa ia bergegas mengunjungi makam tersebut setelah mendengar tentang gencatan senjata kemanusiaan.
Isa mengatakan bahwa ia mengunjungi makam tersebut untuk pertama kalinya saat ia terluka dalam serangan Israel.
Gencatan senjata sementara
Berdasarkan kesepakatan jeda kemanusiaan selama empat hari di Gaza yang terkepung, 50 warga Israel yang ditawan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan 150 wanita dan anak-anak Palestina di penjara Israel.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, mulai berlaku pada hari Jumat pagi di seluruh wilayah Gaza yang terkepung. Kedua pihak, Hamas dan Israel, ditekankan untuk sementara waktu menghentikan serangan demi pertukaran tawanan dan bantuan.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza yang terkepung setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Serangan Israel telah merenggut nyawa lebih dari 14.854 warga Gaza, di Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong tersebut.