Ahad 26 Nov 2023 09:38 WIB

Polisi Israel Larang Keluarga Palestina Rayakan Pembebasan Tahanan

Keluarga para tahanan akan ditangkap jika mereka menunjukkan bentuk perayaan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Mantan tahanan wanita Palestina Hanna Barghouti, yang dibebaskan oleh otoritas Israel, mengenakan ikat kepala Hamas saat dia diterima oleh para pendukungnya setibanya di kota Beitunia, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Foto:

Bagi keluarga-keluarga di kedua pihak yang berkonflik, berita tentang pertukaran tersebut merupakan momen penuh harapan pertama dalam 49 hari perang. Pembebasan tahanan ini menimbulkan perasaan senang dan sedih yang bercampur aduk.

“Sebagai warga Palestina, hati saya hancur untuk saudara-saudara saya di Gaza, jadi saya tidak bisa merayakannya,” kata Abdulqader Khatib, seorang pekerja PBB.

Putra Khatib yang berusia 17 tahun, Iyas, ditempatkan di penahanan administratif tahun lalu. Iyas menjalani penahanan tanpa dakwaan atau pengadilan dan berdasarkan bukti rahasia. 

"Tetapi saya seorang ayah. Dan jauh di lubuk hati, saya sangat bahagia," kata Khatib.

Pada Jumat di Beitunia, seorang remaja kurus berusia 16 tahun, Aban Hammad, berdiri lemas. Dia tampak terguncang oleh keramaian, air mata, pelukan dan nyanyian pro-Hamas di sekelilingnya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat dunia setelah setahun dipenjara karena melempar batu di Kota utara Qalqilya.

Hammad dibebaskan meski masa hukumannya masih tersisa delapan bulan. Dia berbalik ke arah ayahnya, dan memeluknya. 

“Dengar, aku hampir lebih besar darimu sekarang,” kata ayah Hammad.

Sejak 7 Oktober, ketika Hamas menyandera sekitar 240 warga Israel dan warga negara asing dalam serangan mengejutkan di Israel selatan, warga Palestina bertanya-tanya tentang nasib para tahanan mereka sendiri. Israel memiliki sejarah dalam menyetujui pertukaran yang tidak seimbang.  Pada 2011, Hamas meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina dengan imbalan satu tentara Israel yang ditawan, Gilad Schalit.

Pembebasan tahanan sangat menyentuh hati masyarakat Palestina.  Hampir setiap warga Palestina mempunyai kerabat yang dipenjara atau pernah dipenjarakan.  Kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa lebih dari 750.000 warga Palestina telah ditahan penjara-penjara Israel sejak Israel merebut Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur pada 1967.

Israel memandang tahanan Palestina sebagai teroris. Sedangkan warga Palestina menyebut mereka dengan kata Arab yang berarti tawanan perang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement