Kamis 30 Nov 2023 19:13 WIB

Sebelum Meninggal, Kissinger: Rayakan Serangan Hamas, Terlalu Banyak Orang Asing di Jerman

Kissinger melarikan diri dari Nazi Jerman bersama keluarganya pada 1938.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat Henry Kissinger
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat Henry Kissinger

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat Henry Kissinger mengatakan serangan Hamas ke Israel yang dirayakan di jalanan Berlin menunjukkan Jerman membiarkan terlalu banyak orang asing masuk ke negaranya. Hal ini disampaikan sebelum ia meninggal dunia di usia 100 tahun pada Rabu (29/11/2023).

"Merupakan kesalahan besar membiarkan begitu banyak orang dengan budaya, agama, dan konsep yang sama sekali berbeda, karena hal itu menciptakan kelompok penekan di dalam setiap negara yang melakukan hal tersebut," kata mantan diplomat AS itu dalam wawancara dengan CEO Axel Springer, Mathias Döpfner, untuk Welt TV Jerman pada 11 Oktober lalu seperti dikutip dari Politico, Kamis (30/11/2023).

Baca Juga

Axel Springer merupakan perusahaan induk Politico. Kissinger yang melarikan diri dari Nazi Jerman bersama keluarganya pada 1938 kemudian menjadi arsitek kebijakan luar negeri Amerika selama Perang Vietnam.

BACA JUGA: Surat Yasin Lengkap 83 Ayat Arab, Latin, dan Terjemahan

Saat ditanya bagaimana ia melihat orang-orang Arab di Berlin merayakan serangan mendadak Hamas ke Israel. Ia menjawab menyakitkan.

Israel mengklaim serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian warga sipil. Dalam serangan itu Hamas juga menculik sekitar 240 orang. Israel kemudian membalas dengan melakukan pengepungan terhadap Gaza dan menembakkan sejumlah rudal pembalasan, menewaskan belasan ribu warga Palestina.

"Tindakan agresi terbuka Hamas (harus ditanggapi dengan) hukuman," kata Kissinger.

Di sisi lain ia memperingatkan tentang potensi eskalasi yang berbahaya di wilayah tersebut. "Konflik Timur Tengah memiliki bahaya eskalasi dan membawa negara-negara Arab lainnya di bawah tekanan opini publik mereka," kataKissinger.

Ia merujuk pada pelajaran yang dapat dipetik dari Perang Yom Kippur tahun 1973. Di mana koalisi Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah menyerang Israel.

"(Tujuan sebenarnya dari Hamas dan para pendukungnya) hanya bisa memobilisasi dunia Arab untuk melawan Israel dan keluar dari jalur perundingan damai," kata Kissinger.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement