REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mendesak Israel untuk mempersempit zona tempur dan memperjelas di mana warga sipil Palestina dapat mencari tempat yang aman selama operasi Israel di Gaza selatan, para pejabat AS mengatakan pada hari Rabu (29/11/2023). Permintaan ini, untuk mencegah terulangnya jumlah korban jiwa yang sangat besar akibat serangan Israel di Gaza utara.
Para pejabat AS mulai dari Presiden Joe Biden hingga ke bawah, termasuk di Departemen Luar Negeri dan Pentagon, memohon kepada Israel untuk mengambil pendekatan yang lebih hati-hati jika dan ketika militer Israel memperluas serangannya ke Gaza selatan.
Dua pertiga dari 2,3 juta penduduk daerah kantong tersebut telah mengungsi ke selatan untuk menghindari zona perang di utara. Operasi Israel di bagian utara menuai kecaman keras dari dunia internasional dan Biden mendapat kecaman dari dalam negeri karena dukungannya terhadap Israel.
Washington memahami keinginan Israel untuk membasmi Hamas di Gaza selatan, namun AS percaya bahwa kehati-hatian yang lebih besar diperlukan di daerah yang padat penduduknya, kata dua pejabat AS yang memberikan beberapa rincian saran yang diberikan.
Banyak arsitek utama dari serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober lalu, yang pada insiden itu menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel selatan, kata seorang pejabat.
"Namun mengingat ratusan ribu warga sipil telah mengungsi ke selatan, atas permintaan Israel, kami yakin Israel hanya boleh bergerak maju setelah perencanaan operasional memperhitungkan kehadiran lebih banyak orang tak berdosa," ujar pejabat tersebut.
Perencanaan harus mencakup mengambil pelajaran dari operasi yang dilakukan di utara, untuk meningkatkan perlindungan bagi warga sipil tak berdosa. "Termasuk hal-hal seperti mempersempit zona tempur dan memperjelas area di mana warga sipil dapat mencari perlindungan," kata pejabat itu.
Pejabat kedua mengatakan ketika....