Jumat 01 Dec 2023 07:05 WIB

Aktivis Palestina Ahed Tamimi Ungkap Kekerasan yang Diterimanya Selama Mendekam di Penjara

Ahed Tamimi menjadi terkenal karena menampar seorang tentara Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Aktivis Palestina Ahed Tamimi disambut keluarganya setelah dia dibebaskan dari penjara oleh Israel, di kota Ramallah, Tepi Barat, Kamis, 30 November 2023.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Aktivis Palestina Ahed Tamimi disambut keluarganya setelah dia dibebaskan dari penjara oleh Israel, di kota Ramallah, Tepi Barat, Kamis, 30 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Aktivis perlawanan Palestina terkemuka, Ahed Tamimi, yang baru saja dibebaskan dari penjara Israel, menyoroti keadaan mengerikan di dalam penjara. Dia mengatakan, 30 tahanan perempuan menghadapi penghinaan dan kekerasan setiap hari di penjara Israel.

Tamimi juga mengatakan, tahanan perempuan mengalami kekurangan kebutuhan pokok, termasuk makanan, air, dan selimut. Tamimi mengatakan, 10 tahanan perempuan lainnya tiba dari Gaza dengan meninggalkan anak-anak mereka di jalanan dan situasi mereka sangat buruk.

Baca Juga

Tamimi yang menjadi ikon perlawanan Palestina telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan gelombang keenam antara Israel dan Hamas.

“Kami meninggalkan sekitar 30 wanita yang dipenjara, termasuk sepuluh orang dari Jalur Gaza, yang ditangkap dalam operasi darat Israel baru-baru ini (yang dimulai pada 27 Oktober) dan situasi mereka sangat buruk,” kata Tamimi, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (30/11/2023).

Tamimi mengatakan, situasi di penjara sangat sulit. Israel melangsungkan kekerasan yang setiap hari terhadap tahanan perempuan. Mereka dibiarkan tanpa air atau pakaian, tidur di lantai dan dipukuli.

“Pihak berwenang Israel mengancam akan (menargetkan) ayah saya jika saya berbicara tentang apa pun yang terjadi di penjara.  Terlepas dari segalanya, kami lebih kuat dari penjajahan. Kami akan terus (melawan) sampai kebebasan,” ujar Tamimi.

Pada Oktober, pasukan Israel menahan ayah aktivis tersebut dari rumahnya di Kota Nabi Saleh, sebelah barat Kota Ramallah, di Tepi Barat. Ayah Tamimi saat ini masih di penjara. Pada  6 November, pasukan pendudukan Israel menahan Tamimi setelah menggeledah rumahnya dan menyita ponsel keluarganya.

Tamimi yang merupakan mantan pemenang Penghargaan Keberanian Handala ditangkap setelah pasukan Israel menggeledah dan merusak rumahnya.  Semua ponsel di rumah disita.

Tamimi menjadi terkenal ketika ditangkap pada 2017 dan dipenjara selama delapan bulan setelah dia menampar seorang tentara Israel. Sepupu Tamimi ditembak di kepala oleh seorang tentara Israel dengan peluru karet sebelum kejadian ini.

Pihak berwenang Israel menangkap ayah Tamimi, Ahed, Bassem. Ayah, ibu dan saudara kandung Tamimi telah ditangkap dan dilukai beberapa kali oleh tentara Israel. Sementara Tamimi telah terluka tiga kali dan tangannya patah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement