Ahad 03 Dec 2023 18:49 WIB

Satu Tewas dan Dua Terluka dalam Serangan Teror di Paris

Polisi menangkap pria berusia 26 tahun berwarga negara Prancis dengan pistol kejut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang berjalan dan berlari-lari di lokasi di mana seorang pria menargetkan orang yang lewat pada Sabtu malam, membunuh seorang turis Jerman dengan pisau dan melukai dua lainnya di Paris, Ahad, 3 Desember 2023.
Foto: AP Photo/Christophe Ena
Orang-orang berjalan dan berlari-lari di lokasi di mana seorang pria menargetkan orang yang lewat pada Sabtu malam, membunuh seorang turis Jerman dengan pisau dan melukai dua lainnya di Paris, Ahad, 3 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Satu turis Jerman tewas dan dua lainnya terluka dalam sebuah serangan di pusat Kota Paris dekat Menara Eiffel. Presiden Emmanuel Macron menyebut serangan pada Sabtu (2/12/2023) itu sebagai serangan teroris.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan polisi dengan cepat menangkap pria berusia 26 tahun berwarga negara Prancis dengan pistol kejut. Pelaku pernah divonis empat tahun penjara pada tahun 2016 lalu atas rencana serangan lainnya.

Baca Juga

Darmanin menambahkan, pelaku masuk dalam daftar pengawasan badan keamanan Prancis dan juga pernah memiliki masalah kejiwaan. Serangan terjadi sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Pelaku menyerang pasangan turis dengan pisau di Quai de Grenelle, beberapa kaki jauhnya dari Menara Eiffel. Ia melukai dengan parah warga negara Jerman. Kemudian dikejar polisi dan menyerang dua orang lainnya dengan palu sebelum berhasil ditangkap.  

Pelaku sempat berteriak "Allahuakbar" dan memberitahu polisi ia kesal karena "banyak muslim yang meninggal di Afghanistan dan Palestina". Darmanin mengatakan pelaku juga mengatakan ia marah dengan situasi di Gaza.

"Saya menyampaikan dukacita pada keluarga dan orang-orang tercinta warga Jerman yang meninggal pada sore ini dalam serangan teror di Paris dan memikirkan dengan emosional orang-orang yang terluka dan sedang dirawat," kata Macron di media sosial X, Ahad (3/12/2023).

Perdana Menteri Elisabeth Borne juga menyampaikan kecaman terhadap serangan tersebut. Kami tidak akan menyerah pada terorisme," tulisnya di X.

Jaksa anti-terorisme Prancis memimpin penyelidikan atas insiden Sabtu malam itu. Serangan di pusat kota Paris terjadi kurang dari delapan bulan sebelum ibukota Prancis menjadi tuan rumah Olimpiade dan dapat menimbulkan pertanyaan tentang keamanan di acara olahraga global tersebut.

Kota ini merencanakan upacara pembukaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sungai Seine, dengan potensi menarik sebanyak 600 ribu penonton. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement