REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pasukan Israel (IDF) pada hari Ahad (3/12/2023) melanjutkan hari ketiga pengeboman di beberapa bagian Jalur Gaza selatan, dengan fokus khusus di Khan Younis, sementara pasukan daratnya tetap fokus di utara.
Dua tentara lagi dinyatakan tewas dalam aksi pada hari Ahad, Sersan Satu Aschalwu Sama (20 tahun) dari Petah Tikva, yang tewas akibat luka-luka yang dideritanya dalam pertempuran di utara pada 14 November, dan Sersan Mayor (res.) Or Brandes, dari Shoham, yang terbunuh di Gaza tengah pada hari Sabtu.
Sumber-sumber IDF mengisyaratkan bahwa ada lebih dari yang terlihat dari operasi selatan, dengan tidak adanya laporan dari pihak Palestina mengenai invasi yang serius, meskipun langkah ini kemungkinan besar menyiapkan posisi untuk invasi yang akan datang.
Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan kepada pasukan bahwa mereka akan menggunakan taktik yang sama dengan yang digunakan untuk merebut sebagian besar wilayah utara Gaza - untuk wilayah selatan.
Salah satu serangan penting terjadi pada hari Sabtu, ketika IDF membunuh Wissam Farhat. Ia adalah kepala Batalyon Shejaia Hamas, yang berada di balik serangan tahun 2014, yang mengakibatkan penculikan tubuh Oron Shaul, yang masih ditahan di Gaza, bersama dengan para sandera sejak tanggal 7 Oktober. Farhat juga berada di balik pembantaian mematikan di Nahal Oz.
Pada tahun 2014, Farhat memerintahkan beberapa anggota Hamas dalam sebuah serangan terhadap pengangkut personel lapis baja di Shejaia, menewaskan tujuh tentara, termasuk Shaul.
Dia juga merupakan salah satu pelaku yang merencanakan serangan mematikan terhadap sebuah sekolah pra-militer di Atzmona di Gush Katif pada tahun 2002 dan serangan anti-tank terhadap sebuah bus pada tahun 2011.
Pada tahun 1995, Farhat ditangkap ketika sedang dalam perjalanan untuk melakukan serangan bunuh diri dan dipenjara selama 10 tahun. Setelah dibebaskan dan kembali ke Gaza, ia bekerja di bagian produksi roket untuk Hamas.
Menyusul pembunuhannya pada hari Ahad, Juru Bicara Arab IDF Avichay Adraee memperingatkan para komandan Batalyon Shejaia di X setelah IDF melanjutkan operasi militer di Gaza, memberikan mereka dua pilihan: menyerah, atau berakhir seperti Farhat.
Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel selatan puluhan kali, salah satunya secara langsung menghantam sebuah sinagoge di Sderot. Saat berita ini diturunkan, Hamas belum menembak pada hari Minggu ke arah pusat negara, yakni Tel Aviv, sesuatu yang telah dilakukannya pada hari Jumat dan Sabtu setelah gencatan senjata sementara berakhir.
Pada hari Ahad, IDF mengumumkan bahwa unit operasi gabungan khusus di dalam angkatan udara telah melakukan lebih dari 10.000 serangan udara sejak invasi dimulai. Unit ini unik karena dilatih sejak awal untuk bekerja dalam kerja sama langsung dengan pasukan darat.
Kemudian unit dalam angkatan udara Israel telah membalikkan semua masalah ini dengan menggunakan perpaduan pelatihan unik dengan pasukan darat jauh sebelum perang, bersama dengan penggunaan amunisi presisi canggih.
Tren baru ini telah memungkinkan unit khusus ini - yang pada awalnya sebagian besar terdiri dari helikopter serang, tetapi seiring berjalannya waktu telah menambahkan pesawat tanpa awak dan bahkan beberapa jenis pesawat lainnya - untuk menyerang dalam jarak 150 meter dari pasukan IDF yang bergerak maju, seringkali tanpa mengenai warga sipil atau pasukan IDF.
Seorang pejabat senior IDF menceritakan tiga contoh khusus di mana unit elit ini menyelamatkan pasukan IDF yang akan mengalami kerugian lebih besar tanpa intervensinya. Dalam satu kasus, satu batalion dari Brigade 551 ditembaki oleh rudal anti-tank dan penembak jitu Hamas ketika beroperasi di Beit Hanun, Gaza utara.
Terlepas dari upaya mereka, infanteri IDF bahkan tidak bisa mendekati posisi Hamas tanpa ditembak mati. Dalam waktu 15 menit setelah diperingatkan, unit khusus IDF menyerang dari udara dan menyingkirkan ancaman Hamas.
Dalam contoh lain, Unit 401 disergap di Jabalya di Gaza utara, oleh jebakan yang rumit lagi-lagi berupa rudal anti-tank dan pasukan Hamas lainnya. Dalam kasus ini, IDF telah memiliki tentara yang terluka dan tidak jelas apakah akan ada cara yang aman untuk mengevakuasi mereka. Dalam satu jam, unit Pasukan Khusus Gabungan-Angkatan Udara menyerang Hamas sebanyak 11 kali, mengakhiri penyergapan, dan berhasil mengeluarkan tentara IDF yang terluka.
Pada insiden ketiga, pasukan Golani disergap dan mengalami kesulitan untuk melepaskan diri. Unit khusus ini melakukan delapan serangan terhadap Hamas dalam waktu 15 menit, membantu pasukan Golani mengatasi situasi tersebut.
Halevi mengatakan bahwa komponen besar kemenangan IDF di Gaza adalah kerja sama yang kuat dari berbagai angkatan militer Israel.
IDF mengatakan pada Sabtu malam bahwa brigade ke-551 telah menyelesaikan misi di Jabalya, setelah melenyapkan kelompok Hamas dan menghancurkan infrastrukturnya, termasuk terowongan dan bangunan bawah tanah.
Selama operasi, yang dimulai sebelum dimulainya jeda sementara, pasukan IDF menghancurkan terowongan Hamas yang membentang puluhan meter di bawah tanah, yang terletak di halaman kompleks sekolah. Satu lagi ditemukan dan dihancurkan di rumah seorang anggota angkatan laut Hamas, kata IDF.