Selasa 05 Dec 2023 07:35 WIB

Layanan Telekomunikasi di Gaza Kembali Terputus

Israel meningkatkan serangannya di Jalur Gaza sejak gencatan senjata berakhir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Asap mengepul menyusul pemboman Israel di Jalur Gaza, terlihat dari Israel selatan pada Senin, 4 Desember 2023.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Asap mengepul menyusul pemboman Israel di Jalur Gaza, terlihat dari Israel selatan pada Senin, 4 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengumumkan pada Senin (4/11/2023), layanan telekomunikasi telah terputus di Jalur Gaza. Israel meningkatkan serangannya terhadap wilayah yang terkepung sejak 1 Desember 2023.

“Kami dengan menyesal mengumumkan penghentian total layanan komunikasi dan internet dengan Jalur Gaza, karena jalur utama yang sebelumnya tersambung kembali kini terputus lagi,” kata Paltel dalam sebuah pernyataan dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Pengawas keamanan siber NetBlocks menegaskan bahwa pemadaman internet yang hampir total akan dialami sebagai hilangnya komunikasi total oleh sebagian besar penduduk. Pengumuman tersebut muncul di tengah serangan udara yang intens di Gaza ketika Israel memperluas serangannya di wilayah yang terkepung.

Kantor berita resmi pemerintah Palestina WAFA mengatakan, sedikitnya 50 orang terbunuh dalam serangan udara Israel yang menghantam dua sekolah yang menampung pengungsi di lingkungan Daraj di Gaza City, di Gaza utara. Ambulans pun kesulitan mencapai lokasi serangan untuk mengevakuasi para korban karena intensitas tembakan artileri.

Militer Israel menyerukan lebih banyak evakuasi di Gaza selatan seiring mereka memperluas serangannya pada Senin. Israel memerintahkan warga Palestina untuk meninggalkan bagian kota utama Gaza selatan, Khan Younis, tetapi penduduk mengatakan bahwa daerah yang diperintahkan untuk mereka datangi juga mendapat serangan.

Pasukan dan tank Israel juga melakukan serangan darat di selatan wilayah kantong tersebut setelah sebagian besar menguasai wilayah utara yang kini hancur. “Kami mulai memperluas manuver darat ke wilayah lain di Jalur Gaza, dengan satu tujuan untuk menggulingkan kelompok teroris Hamas,” ujar Brigadir Jenderal Hisham Ibrahim mengatakan kepada Army Radio.

Militer Israel mengunggah peta di media sosial X yang menunjukkan sekitar seperempat wilayah Khan Younis ditandai sebagai wilayah yang harus segera dievakuasi. Anak panah tersebut mengarah ke selatan dan barat menuju pantai Mediterania dan menuju Rafah, sebuah kota besar dekat perbatasan Mesir.

Laporan Aljazirah dari Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis menyatakan, daerah di sekitar fasilitas tersebut berada di bawah pengeboman dan penembakan artileri yang tiada henti dan tanpa henti. Bagian selatan Jalur Gaza juga dilanda serangan udara tanpa henti.

Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Thomas White mengatakan, tidak ada tempat yang aman bagi orang-orang yang ingin melarikan diri dari pemboman tersebut. “Orang-orang memohon nasihat tentang di mana menemukan keselamatan. Kami tidak punya apa-apa untuk diberitahukan kepada mereka,” katanya di X.

Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS), telah meminta Israel untuk berbuat lebih banyak dalam melindungi warga sipil di bagian selatan Gaza dibandingkan dengan kampanye bulan lalu di utara. Washington mengatakan pada Senin, pihaknya meminta Tel Aviv untuk membiarkan lebih banyak bahan bakar masuk ke Jalur Gaza.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah membawa bencana di Gaza. Dia meminta untuk menyelamatkan warga sipil dari penderitaan yang lebih besar.

“Sekretaris Jenderal menegaskan kembali perlunya aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi, tidak ada tempat yang aman untuk dituju dan sangat sedikit tempat untuk bertahan hidup," ujarnya.

Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Mirjana Spoljaric menyerukan perlindungan warga sipil di wilayah Palestina dan memperingatkan penderitaan manusia tidak dapat ditoleransi. “Tidak dapat diterima bahwa warga sipil tidak memiliki tempat yang aman untuk pergi ke Gaza, dan dengan adanya pengepungan militer, maka saat ini tidak ada respons kemanusiaan yang memadai,” ujarnya usai tiba di Gaza yang dilanda perang pada Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement