Rabu 06 Dec 2023 10:01 WIB

Kemenlu Israel Cabut Visa Koordinator Kemanusiaan PBB

Koordinator Kemanusiaan PBB mengkritik keras kampanye militer Israel di Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen (ilustrasi). Kemenlu Israel mencabut visa Koordinator Kemanusiaan PBB Lynn Hastings.
Foto: EPA-EFE/ORESTIS PANAGIOTOU
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen (ilustrasi). Kemenlu Israel mencabut visa Koordinator Kemanusiaan PBB Lynn Hastings.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mencabut visa Koordinator Kemanusiaan PBB, Lynn Hastings. Tindakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan Israel dengan badan global tersebut akibat perang Gaza.

“Saya memutuskan untuk mencabut visa tinggal koordinator kemanusiaan PBB Lynn Hastings ke Israel,” ujar Menteri Luar Negeri Eli Cohen dalam sebuah postingan di media sosial X.

Baca Juga

Cohen mempermasalahkan sikap Hastings mengenai infiltrasi Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Pada peristiwa itu, Israel melaporkan bahwa lebih dari 1.200 orang meninggal dunia dan kelompok Palestina yang berada di Gaza menyandera sekitar 250 orang.

“Seseorang yang tidak mengutuk Hamas atas pembantaian brutal terhadap 1.200 warga Israel, atas penculikan bayi dan orang tua, serta atas tindakan pelecehan dan pemerkosaan yang mengerikan, dan karena menggunakan penduduk Gaza sebagai tameng manusia, namun malah mengutuk Israel, negara demokratis yang melindungi warganya, tidak bisa bertugas di PBB dan tidak bisa masuk Israel!,” tulis Cohen.

“Kami tidak akan tinggal diam lagi menghadapi bias PBB!,” katanya.

Cohen mencabut visa Hastings setelah anggota PBB itu mengkritik keras kampanye militer Israel untuk mengusir Hamas dari Gaza. PBB telah memperingatkan bahwa tindakan keras tersebut telah menyebabkan 1,8 juta orang dari 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut mengungsi.

Serangan-serangan Israel pun telah menciptakan bencana kemanusiaan. Hamas telah menegaskan bahwa sekitar 16 ribu warga Palestina telah terbunuh dalam kekerasan terkait perang sejak 7 Oktober.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza dan tidak ada tempat lagi untuk dituju. Kondisi yang dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat Gaza tidak ada. Jika memungkinkan, skenario yang lebih mengerikan akan terjadi, dimana operasi kemanusiaan mungkin tidak dapat meresponsnya," ujar Hastings pada Senin (4/12/2023). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement