Rabu 06 Dec 2023 10:27 WIB

Alasan WFP Setop Pasok Bantuan Pangan ke Yaman Utara

Saat ini wilayah Yaman utara dikuasai oleh kelompok Houthi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Anak-anak dan perempuan Yaman menunggu untuk mendapatkan perawatan medis gratis (ilustrasi).
Foto: EPA
Anak-anak dan perempuan Yaman menunggu untuk mendapatkan perawatan medis gratis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa mereka menangguhkan distribusi makanan di daerah-daerah yang dikuasai Houthi di Yaman utara karena berkurangnya pendanaan. Namun alasan lain adalah karena ketidaksepakatan dengan kelompok tersebut, mengenai bagaimana memfokuskan bantuan kepada kelompok termiskin di sana.

WFP mengumumkan keputusan tersebut pada hari Selasa (5/12/2023), dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah konsultasi dengan para donor dan negosiasi selama lebih dari satu tahun yang gagal menghasilkan kesepakatan. Khususnya untuk mengurangi jumlah orang yang membutuhkan bantuan menjadi 6,5 juta dari 9,5 juta.

Baca Juga

Negara termiskin di Jazirah Arab ini menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, sejak pecahnya perang Yaman antara pemerintah yang didukung Arab Saudi dan pemberontak Houthi. Kelompok ini disebut bersekutu dengan Iran, dan merebut ibu kota Sanaa serta sebagian besar wilayahnya pada tahun 2014.

Stok makanan di daerah-daerah yang dikuasai Houthi "sekarang hampir habis sama sekali dan melanjutkan bantuan makanan, bahkan dengan kesepakatan segera, dapat memakan waktu hingga empat bulan karena terganggunya rantai suplai", kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan bahwa WFP akan tetap mempertahankan "ketahanan dan mata pencaharian, nutrisi, dan program pemberian makanan sekolah ... selama badan tersebut memiliki dana yang cukup dan kerja sama dari pihak berwenang" di Sanaa.

Distribusi makanan di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah di Yaman akan terus berlanjut, menargetkan "keluarga-keluarga yang paling rentan, sesuai dengan penyesuaian sumber daya yang diumumkan Agustus lalu," kata pernyataan itu. Sementara itu, para pejabat Houthi tidak segera memberikan komentar atas keputusan badan tersebut.

Sejak tahun 2014, perang di negara berpenduduk 30 juta orang ini telah menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia dan jutaan lainnya mengungsi.

Konflik mereda sementara sejak gencatan senjata yang dinegosiasikan oleh PBB pada bulan April 2022. Tetapi penduduk menderita karena berkurangnya bantuan kemanusiaan, yang sangat mereka andalkan.

Tahun lalu, WFP mengurangi jatah di negara tersebut karena menipisnya dana yang disebabkan oleh inflasi global, yang meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement