Kamis 07 Dec 2023 01:12 WIB

Ketika Sandera Israel Membela Hamas

Para sandera justru memaki-maki Netanyahu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Warga menyaksikan helikopter tentara Israel yang membawa warga Israel yang disandera Hamas di helipad Schneider-Childrens Medical Center di Petah Tikva, Israel, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Warga menyaksikan helikopter tentara Israel yang membawa warga Israel yang disandera Hamas di helipad Schneider-Childrens Medical Center di Petah Tikva, Israel, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan keluarga sandera yang telah kembali pada Selasa (5/12/2023). Ia mengharapkan para sandera mengutuk Hamas karena menculik mereka sejak 7 Oktober lalu. Ia juga berharap rumor yang beredar soal kekerasan hingga pelecehan oleh Hamas dibenarkan para sandera.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Sandera dan keluarga sandera justru membela Hamas dan memaki-maki Netanyahu karena kinerjanya yang tidak becus. Mereka juga langsung membantah tuduhan Netanyahu yang berusaha mencitrakan Hamas sebagai teroris dan pelaku kejahatan.

Dani Miran yang putranya Omri disandera pada 7 Oktober bersama dengan sekitar 240 warga Israel dan orang asing lainnya mengatakan, dia merasa terhina dengan pertemuan itu dan ingin keluar di tengah pertemuan yang sedang berlangsung.

“Saya tidak akan menjelaskan secara rinci apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, tetapi secara keseluruhan (pertemuan) ini buruk, menghina (para sandera), berantakan,” kata Miran kepada //Channel 13 Israel//.

Miran mengatakan, pemerintah telah membuat “lelucon” mengenai penyanderaan. "Mereka bilang 'kami sudah melakukan ini, kami sudah melakukan itu.' (Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya) Sinwar adalah orang yang mengembalikan rakyat kami, bukan mereka. Saya marah karena mereka mengatakan bahwa mereka mendikte sesuatu. Mereka tidak mendikte satu langkah pun," ujarnya.

Pertemuan tersebut diwarnai emosi keluarga sandera yang khawatir dengan nasib kerabat mereka yang masih di tangan Hamas.

“Itu adalah pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak,” kata Jennifer Master yang rekannya Andrey menjadi sandera di Gaza.

Sebuah rekaman memperdengarkan suara sandera yang mengamuk kepada pe erintahan Netanyahu. Menurut para sandera, Netanyahu tak peduli dengan nasib para sandera. Yang dipikirkan hanyalah melenyapkan Hamas dengan cara apapun, bahkan jika harus mengorbankan warganya sendiri.

Sandera dalam rekaman itu bahkan meminta agar Israel memberi semua yang Hamas mau asalkan semua sandera bisa kembali ke rumah. Sandera itu juga menegaskan tidak ada nyawa yang lebih berharga dibanding nyawa lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement