REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengatakan mereka sedang berupaya meningkatkan jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza. PBB mengatakan kemampuannya untuk mendistribusikan bantuan di dalam Gaza sangat terganggu oleh pertempuran dan penutupan jalan akibat serangan Israel ke Gaza.
Badan militer yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina, yang dikenal sebagai COGAT, mengatakan dalam beberapa hari mendatang mereka berencana untuk membuka penyeberangan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza untuk inspeksi. Bantuan yang masuk Jalur Gaza masih melalui penyeberangan Rafah, Mesir.
Sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober lalu di perbatasan Kerem Shalom merupakan perlintasan utama untuk kargo ke Gaza. Namun, sejak saat itu ditutup.
Pada Kamis (7/12/2023) pejabat COGAT Kolonel Elad Goren mengatakan saat ini Israel dapat memeriksa hingga 250 truk per hari di penyeberangan Nitzana antara Israel dan Mesir. Jumlah tersebut dapat meningkat menjadi 400 jika Kerem Shalom dibuka untuk pemeriksaan.
Namun ia menyatakan keraguannya lembaga-lembaga internasional akan mampu mendistribusikan bantuan dalam jumlah yang lebih besar.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan upaya untuk membawa bantuan ke Gaza dan mendistribusikannya terganggu pertempuran dan penutupan jalan sejak Israel yang memperluas serangan daratnya ke selatan, dengan beberapa staf dan truk terdampar di Gaza tengah.
PBB mengatakan lembaga-lembaganya tidak dapat menyalurkan bantuan ke utara gubernuran Rafah di bagian selatan selama empat hari.